Liputan6.com, Jakarta Harga minyak merangkak naik pada perdagangan Kamis kemarin. Harga naik menjelang inaugurasi Presiden Donald Trump pada hari Jumat waktu setempat.
Meski naik, pembengkakan stok minyak mentah AS juga rebound dari level terendah satu minggu setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasar minyak telah mengetat bahkan sebelum pemotongan yang disetujui oleh OPEC dan produsen lain.
Advertisement
IEA mengatakan bahwa sementara itu "terlalu cepat" untuk mengukur kepatuhan anggota OPEC dengan potongan yang dijanjikan, persediaan minyak komersial di negara maju turun untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan November, dengan penurunan lain diproyeksikan untuk Desember.
Melansir CNBC, Jumat (20/1/2017), harga minyak mentah Amerika Serikat West Texas Intermediate naik 29 sen ke level US$ 51,37 per barel rebound dari level terendah mingguan pada Rabu di level US$ 50,91 per barel.
Sementara harga minyak acuan internasional, Brent juga naik 34 sen ke level US$ 54,26 per barel pada pukul 2.33 waktu setempat, setelah menutup 2,8 turun di sesi sebelumnya.
Namun penguatan dolar membatasi kenaikan dari harga minyak.
Harga sempat turun dalam satu sesi setelah data Energy Informastion Administration menunjukkan minyak mentah naik pekan lalu saat kilang memangkas tajam produksi.
Simpanan minyak mentah AS naik 2,3 juta barel pada pekan 13 Januari 2017 ke level 485,5 juta barel, di atas ekspektasi ppenurunan 342 ribu barel.