Liputan6.com, New Delhi - Sepanjang 2016 India dilaporkan menjadi negara paling aktif, di mana pengguna Android terbanyak mengunduh aplikasi di Play Store. Seperti dilansir dari Mashable yang merujuk pada data App Annie, Sabtu (21/1/2017), tingginya jumlah unduhan aplikasi sistem operasi (OS) robot hijau ini bahkan mengalahkan total unduhan di Amerika Serikat dan Brazil.
Padahal tahun sebelumnya, dua negara tersebut menduduki peringkat dengan jumlah unduhan aplikasi Android paling masif. Mengacu fakta itu, wajar saja menyebut India sebagai negara dengan jumlah unduhan aplikasi Android terbanyak sebab India merupakan negara terbesar kedua yang mengakses internet.
Selain itu, penetrasi smartphone di India juga meroket. Lembaga riset Counterpoint mencatat, lebih dari 260 juta penduduk India memiliki smartphone, dan 94 persen di antara perangkatnya berjalan di Android.
Baca Juga
Advertisement
Kemudian perusahaan riset Strategy Analytics juga menyebut, pangsa pasar Android di India naik menjadi 97,1 persen pada kuartal II 2016. Jumlahnya naik 7 persen, dari 90 persen pada kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, pengapalan smartphone berbasis Android di India mencapai 29,8 juta unit pada kuartal II 2016, sedangkan total pengapalan smartphone secara umum di periode itu adalah 30,7 juta unit.
"Pengapalan smartphone Android di India mencapai 29,8 juta unit pada kuartal II 2016, tumbuh 28 persen dari 23,2 juta unit pada kuartal II 2015," ujar Executive Director Strategy Analytics, Neil Mawston.
Menurut Mawston, dominasi Android di pasar smartphone India sepertinya tak bisa ditaklukkan untuk saat ini. Kesuksesan tersebut tak lepas dari peran berbagai pihak, termasuk mitra hardware.
"Hal ini berkat portofolio yang kuat dari para mitra hardware, jalur distribusi, dan aplikasi berbiaya rendah yang banyak seperti Gmail," sambungnya.
Di tengah dominasi Android, OS lain seperti iOS cuma mendapatkan sebagian kecil pasar. Pangsa pasar iOS turun dari 4,5 persen dari kuartal II 2015 menjadi 2,4 persen. Sementara sisa pangsa pasar lainnya dimiliki oleh gabungan OS lain sebesar 0,5 persen.
"Apple harus mengurangi harga iPhone ke level harga lebih rendah, menjalin kerja sama dengan lebih banyak operator untuk kerja sama subsidi, dan memperbanyak kehadiran iPhone di ritel melalui Apple Store atau jalur online, jika ingin menumbuhkan kembali pasarnya secara signifikan di masa depan," tutur Director Strategy Analytics, Woody Oh.
(Jek/Why)