Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Istibsyaroh dan beberapa anggotanya, disebut-sebut berkunjung ke Israel dan bertemu Presiden Reuven Rivlin di Tel Aviv. Kunjungan tersebut pun menui reaksi negatif dari masyarakat, termasuk anggota DPR.
Anggota Dewan Pertimbangan MUI Cholil Ridwan mengatakan, seharusnya anggota MUI tidak boleh ada yang berkunjung ke sana atas nama lembaga. Apalagi bertemu Presiden Israel karena tidak ada hubungan doplomatik antara Indonesia dengan Israel.
Advertisement
"Saya belum tahu. Tapi itu sangat tidak patut dan karena Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Cholil saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (20/1/2017).
"Dan secara politik, MUI tidak ada hubungan dengan Israel," dia menambahkan.
Harusnya, kata Cholil, anggota MUI dapat belajar dari kasus Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat berkunjung ke Israel pada 1994. Saat itu Gus Dur mendapat reaksi negatif.
"Kan ada contoh Gus Dur yang datang ke Israel. Jadi mengacu pada kasus yang lalu, mestinya pengurus MUI tidak boleh ke sana (Israel). Sementara negara Timur Tengah baru bermusuhan dengan Isreal," ujar Ketua MUI 2005-2015 itu.
Namun, terkait sanksi jika memang benar Istibsyaroh melakukan kunjungan tersebut, Cholil belum dapat berkomentar banyak. Pihaknya baru akan mengonfirmasi kepada pihak terkait.
"Itu nanti saya cek, saya kira mestinya ada (sanksi). Saya enggak tahu persis (kejadian) itu," Cholil menandaskan.
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Israel, pertemuan itu berlangsung pada Rabu 18 Januari 2017. Istibsyaroh mengunjungi Israel atas inisiatif Australia/Israel and Jewish Affairs Council (AIJAC).
Rivlin, dalam keterangan lewat juru bicara presiden, secara hangat menerima delegasi tersebut. Dia menjelaskan kepada Istibsyaroh bahwa demokrasi di Israel bukan hanya untuk Yahudi, tapi juga buat semua orang.