Menhub: ‎Garuda Indonesia Harus Lebih Hati-Hati

Budi Karya meminta manajemen Garuda Indonesia lebih berhati-hati menandatangani kontrak.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Jan 2017, 17:30 WIB
Budi Karya meminta kepada manajemen Garuda Indonesia harus lebih berhati-hati dalam penandatanganan kontrak.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi sangat menyayangkan penetapan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Budi Karya meminta manajemen Garuda Indonesia lebih berhati-hati menandatangi kontrak pengadaan pesawat dan berbagai hal lainnya.

"‎Harapannya kalau itu benar, yang akan datang Garuda melakukan kegiatan dengan hati-hati. Karena Garuda adalah flight carrier membawa nama bangsa, mempunyai tanggung jawab bangsa, harus menjaga sendiri," kata Budi Karya di kantornya, Jumat (20/1/2017).

‎Untuk menghormati hukum, Budi Karya mendukung upaya yang dilakukan KPK. Jika memang hal itu terbukti, harapannya bisa diungkapkan lebih transparan.

Budi Karya mengaku, dengan adanya kejadian ini, diharapkan operasional Garuda Indonesia tidak terganggu. "Jadi semoga operasional tetap berjalan dengan baik," ucap dia.

Seperti diketahui sebelumnya, Emirsyah mengaku bahwa dirinya tidak pernah korupsi selama di perusahaan BUMN tersebut.

Emirsyah menjelaskan, penetapan sebagai tersangka merupakan kewenangan KPK. Oleh karena itu, dirinya akan menghormati proses hukum dan bekerja sama sebaik-baiknya dengan penyidik untuk menegakkan kebenaran atas hal ini.

Emirsyah menegaskan dirinya tidak pernah menerima sesuatu apa pun yang berkaitan dengan jabatan. "Sepengetahuan saya, selama saya menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia, saya tidak pernah melakukan perbuatan yang koruptif ataupun menerima sesuatu yang berkaitan dengan jabatan saya," ujar dia. (Yas/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya