Ketua Dewan Pers: di Indonesia Masih Banyak Wartawan Abal-abal

Ia mencontohkan, kasus tersebut terjadi ketika ajang Pilpres 2014 lalu. Ketika itu, polisi menindaklanjuti beredarnya Tabloid Obor Rakyat.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 20 Jan 2017, 19:32 WIB
Kapuspen TNI Mayor Jendral TNI, Wuryanto, Ketua KPI Yuliandre, Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prastyo, Sahlisospol Kapolri Irjen Pol Iza Fadri (ki-ka) menjadi pembicara Kongres V Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Jakarta (20/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo mengungkapkan, di Indonesia masih banyak wartawan abal-abal alias gadungan. Menurutnya, hal ini terlihat masih banyaknya pemberitaan tentang penangkapan wartawan gadungan yang melakukan tindak pidana seperti pemerasan dan penipuan.

"Indonesia itu, masih banyak wartawan abal-abal. Mereka ini mengaku, kami ini wartawan lho," kata Yosep ketika menjadi pembicara dalam acara acara Kongres ke-5 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).

Kongres IJTI yang bertemakan 'Stop Impinitas Pelaku Kekerasan Terhadap Jurnalis' itu berlangsung di Novotel, Gajah Mada, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).

Ia mencontohkan, kasus tersebut terjadi ketika ajang Pilpres 2014 lalu. Ketika itu, polisi menindaklanjuti beredarnya Tabloid Obor Rakyat.

Yosep mengatakan ketika kasus tersebut diproses polisi, si pengacara dari pemilik Obor Rakyat mendatangi Dewan Pers. Bahkan tak tanggung-tanggung, kata dia, Dewan Pers sempat digugat.

"Ketika diproses ke polisi, menggugat Dewan Pers. Sudah kami katakan, produk jurnalistik itu cirinya fakta, ada verifikasi, ada tanggung jawabnya. Nah yang ini (obor rakyat) kami tegaskan bukanlah produk jurnalistik," terang Yosep.

Oleh karenanya, Yosep mengajak kepada seluruh peserta yang hadir dalam kongres IJTI untuk tidak ragu memperingatkan wartawan gadungan semacam ini. "Yang begini-begini diperangi dong," Yosep memungkas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya