Liputan6.com, Washington, DC - Bukan lantaran aksi boikot 70 anggota parlemen dari kubu Partai Demokrat, tapi pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat memang relatif "sepi".
Kerumunan orang bahkan tak sampai menutupi halaman rumput di depan Gedung Capitol di Washington DC, terutama beberapa menit sebelum miliarder nyentrik itu mengucap sumpah.
Advertisement
Reuters memperkirakan ada sekitar 900 ribu orang yang meramaikan acara pengambilan sumpah Donald Trump sebagai Presiden AS.
Angka itu sungguh jauh jika dibandingkan dengan pelantikan Barack Obama sebagai Presiden AS pada 2009. Upacara pengambilan sumpah presiden keturunan Afrika pertama itu dihadiri 1,8 juta orang pada delapan tahun lalu, atau sekitar dua kali lipat.
Seperti dikutip dari Daily News, Sabtu (21/1/2017), pendukung Obama kala itu tetap hadir meski di cuaca sedang dingin-dinginnya.
Pada 20 Januari 2009, suhu udara mencapai -2 derajat Celsius. Lebih dingin dibanding suhu udara Jumat kemarin yang sekitar 8 derajat Celsius.
Berdasarkan laporan, jumlah bus yang mendaftar untuk izin parkir pada pelantikan Donald Trump berjumlah 200.
Sementara, pada pelantikan Obama 2009 mencapai 3.000 bus.
Sebelumnya, dalam konser pelantikan di Lincoln Memorial pada Kamis, 19 Januari 2017, Trump berterima kasih pada para "beribu-ribu" pendukungnya yang hadir. Namun, jumlah tersebut tak sebanyak mereka yang hadir dalam konser Obama.
Sebaliknya, jumlah demonstrasi yang digelar menyambut pelantikan Trump justru lebih banyak. Aksi protes digelar di sejumlah titik di sekitar Capitol.
Aspirasi para demonstran juga dituangkan dalam sejumlah poster. Misalnya yang bertuliskan "Resist Trump Climate Justice Now", ''Let Freedom Ring", hingga "Free Palestine".
Ricuh sempat terjadi saat sekitar 100 demonstran memecahkan kaca sebuah toko di lokasi bisnis di pusat kota. Para demonstran menggelar aksi menentang kapitalisme dan Trump.
Selain di sejumlah kota di AS, demo anti-Trump juga digelar di sejumlah tempat di dunia, termasuk di London, Hong Kong dan Berlin--di mana para demonstran membawa poster bertuliskan "Walls divide."
Di Tepi Barat, warga Palestina melakukan demonstrasi menentang permukiman Israel dan memprotes rencana Trump memindahkan Kedubes AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.