Liputan6.com, Washington, DC - Hadir di pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat bukan perkara mudah bagi sebagian orang.
Hillary Clinton, tentu saja. Ia dikalahkan miliarder nyentrik itu dalam Pilpres 2016 yang berlangsung gaduh dan ricuh. Tudingan intervensi Rusia dalam pesta demokrasi di AS mungkin membuatnya kian tak rela jadi pihak yang kalah.
Advertisement
Pun dengan Barack Obama. Ia harus menyerahkan jabatannya sebagai Presien Amerika Serikat pada seseorang yang terang-terangan tak disukainya. Setidaknya itu yang ditunjukkan selama masa kampanye Pilres AS.
Baik Obama maupun Hillary Clinton berhasil menyembunyikan gejolak perasaan. Keduanya tampil penuh senyum dan kepala tegak. Namun, mungkin tidak bagi Michelle Obama.
Mantan Ibu Negara AS tersebut tertangkap kamera saat wajahnya menunjukkan ekspresi yang mengundang tanda tanya.
Misalnya, alisnya terangkat saat ia berdiri menjadi saksi sekaligus mendengarkan Donald Trump mengucapkan sumpah sebagai Presiden AS yang terdiri atas 35 kata.
Seperti dikutip dari situs Independent, Sabu (21/1/2017), ekspresi wajahnya yang masam segera memicu reaksi di media sosial.
Foto lain menunjukkan Nyonya Obama--yang digadang-gadang sebagai calon presiden masa depan--berdiri tak nyaman saat melirik Donald Trump yang berada dekatnya, di sisi kiri.
Tak hanya saat pelantikan Donald Trump di muka Gedung Capitol. Sebelumnya, kejadian tak nyaman juga terjadi saat pasangan Obama menjamu miliarder nyentrik dan istrinya.
Uluran tangan Melania Trump ke Michelle Obama untuk bersalaman justru dibalas dengan kecupan di pipi.
Melania kemudian memberikan kotak yang diduga dari gerai perhiasan mahal Tiffany’s ke Michelle Obama.
Masalah lain muncul saat Nyonya Obama dibuat bingung dengan kotak hadiahnya itu, padahal para fotografer menanti untuk mengambil gambar pasangan Obama dan penggantinya itu.
Ekspresi Michelle Obama yang tak terkesan dengan hadiah yang diterimanya tertangkap kamera.
Dalam pidatonya setelah disumpah jadi Presiden AS, Donald Trump memuji sikap Barack dan Michelle Obama yang membantu proses peralihan kekuasaan secara damai .
"Hari ini kita tidak hanya mentransfer kekuasaan dari satu pihak kepada pihak lain... tapi kami sedang memindahkan kekuasaan dari Washington DC dan memberikan kembali kepada Anda, pada rakyat," kata Donald Trump.