Liputan6.com, Jakarta Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45. Sebagai orang paling berpengaruh di dunia, dunia kini menunggu kebijakannya terutama dalam sektor perekonomian.
Dalam pidato kemenangannya, Trump mengatakan rencana untuk mendorong perekonomian sehat ke arah proteksionisme. Hal ini merupakan sebuah langkah yang baru ditengah ortodoksi perdagangan global.
Advertisement
"Kita harus menjaga negeri kita dari ketamakan negara lain yang membuat produk, mencuri perusahaan dan menghilangkan lapangan kerja," ujar dia melansir laman Vice, Sabtu (21/1/2017).
Fokus Trump ke proteksionisme memberikan kekhawatiran tersendiri bagi para pendukungnya terutama di Negara Bagian Ohio dan Michigan. Apalagi setelah konsep proteksionisme terakhir kali dipakai pada tahun 1920.
Selain itu, Trump berjanji meningkatkan kembali produk-produk di AS dan mempekerjakan warga Amerika yang selama di era Barack Obama telah kehilangan banyak pekerjaan.
“Setiap keputusan soal perdagangan, pajak, imigrasi, dan kebijakan luar negeri harus mengedepankan warga Amerika. Landasan kita adalah kesetiaan total untuk Amerika Serikat. Dan melalui kesetiaan kita kepada negara, kita akan menemukan kembali kesetiaan kita satu sama lain,” dia menegaskan.
Walau banyak dikritik jika kebijakannya memihak, Trump menampik isu tersebut. Dalam pidato pertamanya, Trump mengusung tema nasionalisme persis saat kampanye.
“Apapun warna kulitnya, putih, hitam atau coklat, kita semua memiliki darah sama: merah. Darah patriot. Dan kita semua berada di bawah bendera yang sama, bendera Amerika Serikat,” tegas dia.