UGM-Six Capital Bangun Pusat Inovasi Digital US$ 9,17 Juta

Kerjasama ini berlangsung antara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan Six Capital Singapore.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jan 2017, 18:36 WIB
Airlangga Hartarto (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan perusahaan asal Singapura bekerjasama pengembangan pusat inovasi digital di Indonesia. Kerjasama ini berlangsung antara Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan Six Capital Singapore.

Perusahaan analisis data berbasis financial technology (Fintech) yang berkantor pusat di Singapura tersebut akan menggelontorkan donasi sebesar US$ 9,17 juta dalam bentuk pelaksanaan enam proyek.

Penandatanganan kerja sama ini disaksikan langsung Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

“"Kami memberikan apresiasi kepada kedua belah pihak atas inisiatif kerja sama ini, yang diharapkan akan mendukung penumbuhan wirausaha baru terutama di bidang startup digital dan dalam menghadapi era industri," kata Menperin‎ seperti dikutip Sabtu (21/1/2017).

Penandatanganan MoU yang dilakukan Rektor UGM Dwikorita Karnawati bersama Chairman and Founder Six Capital Singapore Patrick Teng ini berlangsung di tengah kegiatan World Economic Forum 2017 di Davos, Swiss.

Keenam proyek yang akan dikerjakan, meliputi pembangunan infrastruktur gedung Digital Innovation Center, kegiatan riset dan inovasi dalam bidang inovasi digital, pemetaan lahan gambut seluas 110 ribu hektare di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Kepulauan Riau dengan penerapan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR).

Serta menghibahkan sebanyak 68 unit komputer untuk Center of Excellence for Financial Trading yang ditempatkan di Pertamina Tower, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Selanjutnya, memberikan donasi yang telah disepakati sebagai innovation fund dalam rangka hilirisasi start-ups di bidang digital technology yang telah dikembangkan oleh Innovative Academy di UGM, di mana program tersebut mendukung target pemerintah dalam menciptakan 1.000 technopreneurs.

Kemudian pembagian 1.000 smartphones gratis ke masyarakat pedesaan di Yogyakarta khususnya di Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo dan Sleman dalam rangka memberikan akses masyarakat bawah terhadap teknologi terutama dalam program preventive healthcare.

Menperin mengatakan, pihaknya telah mengajak kepada generasi muda Indonesia untuk melek teknologi agar menjadi pebisnis startup digital.

Terlebih lagi, dengan iklim startup yang terus berkembang, nilai bisnis e-commerce di Indonesia saat ini mencapai US$ 18 miliar dan ditargetkan dalam lima tahun akan tumbuh 10 kali lipat.

Untuk menumbuhkan iklim startup dan iklim bisnis Indonesia, maka dibutuhkan tenaga-tenaga industri yang unggul, tegasnya.

Menperin Airlangga, mengaku pihaknya juga sedang mengembangkan infrastruktur digital untuk industri kecil dan menengah (IKM), yakni program e-smart IKM dalam upaya memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industri 4.0.

Program e-smart IKM ini akan terintegrasi dengan klaster-klaster prioritas seperti industri perhiasan, furniture, kerajinan, dan kosmetik sehingga akan membantu para pelaku IKM dalam melakukan promosi dan meningkatkan penjualan produk baik di dalam maupun luar negeri.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati memastikan berkomitmen untuk meminimalkan kesenjangan antara kehidupan masyarakat urban dengan rural. Karenanya, pengembangan smart and resilient village menjadi salah satu program unggulan UGM pada saat ini.

Melalui kerja sama dengan Six Capital Singapore, UGM telah merintis dan merealisasikan misinya dalam mengembangkan riset dan inovasi di bidang digital technology, yang bertujuan untuk membangun budaya inovasi dan budaya kolaborasi antarcivitas akademika di lingkungan UGM, paparnya.

Sementara itu, Chairman and Founder Six Capital Singapore Patrick Teng mengungkapkan, dengan kondisi jumlah penduduk terbanyak kedua di Asia, Indonesia akan menjadi salah satu negara terbesar ekonomi digital di Asia.

"Bersama dengan UGM, kami akan mewujudkan Indonesia sebagai The Largest Digital Economy in Asia seperti yang sering diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo," ujarnya.(Yas/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya