Imlek, Ada Naga Transparan di Pekan Budaya Tionghoa Yogya

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XII akan digelar di Kampung Ketandan, Yogyakarta, pada 5-11 Februari 2017.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Jan 2017, 11:19 WIB
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XII akan digelar di Kampung Ketandan, Yogyakarta pada 5-11 Februari 2017 mendatang. (Liputan6.com/Switzy Sabandar).

Liputan6.com, Yogyakarta - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XII akan digelar di Kampung Ketandan, Yogyakarta, pada 5-11 Februari 2017 mendatang dalam rangka menyambut perayaan Imlek. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, acara yang kali ini mengambil tema "Pelangi Budaya Nusantara" akan menghadirkan naga transparan dalam Jogja Dragon Festival dan mendatangkan seniman tari internasional dari Jepang dan India.

"Saat ini persiapan acara sudah 80 persen dan setiap tahun berusaha menghadirkan sesuatu yang baru dalam perhelatan ini," ujar Bekti, koordinator panitia pelaksana PBTY XII di Yogyakarta, Jumat, 20 Januari 2017.

Ia menerangkan, beberapa kegiatan yang sudah siap digelar dalam ajang kali ini antara lain, karnaval dengan rute dari Malioboro sampai Alun-Alun Utara pada pembukaan PBTY yang diikuti 1.200 orang dari 24-28 kelompok kesenian, baik kesenian Tionghoa maupun Nusantara.

Dalam karnaval akan diadakan Jogja Dragon Festival yang melombakan kelompok naga dengan hadiah total Rp 40 juta dan Piala Sultan HB X. Selain itu, juga akan ada pameran kuliner Nusantara serta demo dan sarasehan batik peranakan. Demo batik, kata dia, bisa diikuti pengunjung secara gratis yang bertempat di Rumah Budaya Ketandan.

"Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekarjagad," ujar Bekti.

Ia mengungkapkan pada 2017 dalam merayakan Imlek, kegiatan yang bermaskot Ayam Api ini memberi porsi lebih kepada budaya Nusantara. Itu dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah mewujudkan keberagaman dan memelihara NKRI.

"Dari awal, walaupun namanya PTBY, tetap ada kesenian nusantara, tidak melulu kesenian Tionghoa," ucap dia.

Semula PBTY diprakarsa oleh akademisi UGM yang ingin mengadakan pameran pangan akulturasi. Kemudian Sri Sultan HB X mendukung lewat penyelenggaraan pameran budaya ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya