Survei: Pasca Debat, Elektabilitas Ahok dan Anies Naik

Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni malah mengalami penurunan drastis.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 22 Jan 2017, 17:36 WIB
Cagub DKI Jakarta nomor 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana, nomor 2 Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno menyanyikan lagu Indonesia Raya saat debat Cagub DKI-Jakarta, Jumat (13/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Populi Center kembali merilis data terkait pengaruh debat publik pertama terhadap tiga paslon cagub-cawagub DKI Jakarta pada Jumat 13 Januari 2017 lalu terhadap elektabilitas para kandidat. Hasilnya, pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga mengalami trend kenaikan.

Peneliti Polpuli Center Nona Evita mengatakan, dalam survei tersebut pihaknya menggunakan pertanyaan 'Jika Pemilukada Provinsi DKI Jakarta dilakukan hari ini dan pesertanya tiga pasangan calon berikut ini, menurut Anda siapa yang paling pantas untuk dipilih sebagai sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI mendatang?'.

"Temuan survei kami menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok-Djarot meningkat pasca-debat dengan 36,7 persen di posisi pertama. Posisi kedua Anies-Sandi meningkat dengan persentase 28.5 persen," tutur Evita saat rilis survei bertemakan "Debat dan Elektabilitas Kandidat" di Kantor Populi Center, Jalan Letjend S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (22/1/2017).

Kenaikan itu dilihat dari survei elektabilitas sebelumnya yang merinci bahwa pada Desember 2016 lalu, persentase Ahok-Djarot berada di 34,2 persen dan Anies-Sandi di 25,0 persen.

Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni malah mengalami penurunan drastis. Cagub-cawagub DKI nomor urut satu itu mengalami trend penurunan elektabilitas dari 32.2 persen pada bulan Desember 2016 menjadi 25 persen pasca-debat.

"Malahan yang menarik adalah angka undecided voters meningkat dari 8.5 persen pada Desember 2016 menjadj 9.8 persen pasca-debat pertama," jelas Evita.

Hal itu menunjukkan bahwa debat pertama memberikan sinyal positif karena membuat pemilih menjadi rasional dan cenderung wait and see terhadap performa ketiga paslon yang ada di debat kedua dan ketiga nanti.

Survei dilakukan pada 14 hingga 19 Januari 2017 lalu dengan menggunakan wawancara terhadap 600 responden di enam wilayah DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan adalah acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya