Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Poluli Center merilis survei dengan hasil bahwa pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat menempati urutan pertama dalam debat publik yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI pada Jumat 13 Januari 2017 lalu.
Melihat hal itu, Wasekjen DPP PDIP Eriko Sotarduga menyebut bahwa Pilkada DKI dengan peluang kemenangan Ahok-Djarot satu putaran menjadi semakin besar.
Advertisement
"Ini memang sesuai dengan prediksi kami sebelumnya. Kami sadari juga bahwa satu putaran tidak mudah tapi setelah debat kemungkinan itu terbuka," tutur Eriko saat rilis survei bertemakan "Debat dan Elektabilitas Kandidat" di Kantor Populi Center, Jalan Letjend S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Minggu 22 Januari 2017.
Menurut Eriko, yang dikejar dari debat publik tersebut adalah pemilih dengan suara mengambang atau swing voters. Sebab, persentase pemilih dalam kategori tersebut tergolong besar.
"Kalau kita lihat dari hasil-hasil survei sebulan terakhir yang belum menentukan 15 sampai 20 persen. Karena swing voters itu menunggu hasil debat. Memang terlihat bahwa mereka mempelajari sungguh-sungguh debat itu. Pemilih di Jakarta itu rasional," jelas dia.
Tentunya, untuk mengamankan suara para pemilih yang rasional itu, dia berharap agar keamanan proses Pilkada DKI menjadi sangat penting. Dengan sifat rasional para swing voters, tentunya Ahok-Djarot menjadi yang paling tersoroti untuk dipilih, mengingat pasangan itu unggul dalam debat pertama.
"Ada dua catatan yang perlu disampaikan. Pertama keamanan ini harus dijamin keamanan di DKI ini. Tegas terhadap gangguan. Karena kami melihat di lapangan kecenderungan ke TPS itu besar," beber dia
"Kedua, satu putaran juga masih banyak resiko. Masalah IT yaitu peretasan. Bisa saja. Amerika yang sedemikian canggih saja menurut intelijen Amerika itu diretas apalagi di sini," pungkas Eriko.
Hasil survei Populi Center merinci pasangan Ahok-Djarot unggul dalam debat publik pertama dengan persentase sebesar 36,5 persen. Disusul pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 25,5 persen dan persentase Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 14,2 persen.
Survei dilakukan pada 14 hingga 19 Januari 2017 lalu dengan menggunakan wawancara terhadap 600 responden di enam wilayah DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. Metode yang digunakan adalah acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.