Ilmuwan Buktikan Mikroba Dapat Hidup di Mars, Tanda Kehidupan?

Sejumlah ilmuwan berhasil melakukan eksperimen terkait daya tahan mikroba berada di kondisi ekstrim seperti di Mars

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 24 Jan 2017, 06:30 WIB
Nantinya, misi khusus 'penjajahan' Planet Mars akan lebih berfokus ke penelitian lingkungan dan permukaan Mars.

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian mengenai kehidupan lain di Mars memang terus dilakukan oleh para ilmuwan. Terkini, sejumlah peneliti telah berhasil melakukan eksperimen mengenai kemampuan mikroba bertahan hidup di planet merah tersebut.

Adalah peneliti dari University of Arkansas yang melakukan eksperimen tersebut. Eksperimen ini dilakukan menyusul temuan gas metana di Mars ketika misi Curiosity berjalan. 

Sebagai informasi, kebanyakan metana di Bumi diproduksi oleh organisme hidup. Karena itu, sejumlah peneliti tak menampik ada kemungkinan proses tersebut juga berlaku di Mars.

Untuk melakukan eksperimen ini, para peneliti menciptakan sebuah kondisi yang didesain sangat mirip dengan planet tersebut. Para peneliti menumbuhkan mikroba dalam tabung berisi cairan yang mewakili cairan di bawah permukaan Mars lama.

Selain itu, para peneliti juga meniru kondisi atmosfer di bawah permukaan Mars yang memiliki tekanan rendah di masing-masing tabung penelitian. Sesuai dengan kondisi planet tersebut, suhu yang digunakan selama eksperimen berada di titik beku.

Setelah melakukan eksperimen selama hampir setahun dengan empat spesies berbeda, para peneliti menemukan seluruh objek berhasil bertahan hidup. Masing-masing di antaranya bisa bertahan di kondisi ekstrim dari tiga sampai 21 hari.

Keberhasilan eksperimen ini memang disebut-sebut bisa menjadi tanda kemungkinan ada kehidupan di Mars. Namun ketua tim peneliti Rebecca Mickol mengatakan tetap ada kemungkinan gas metana di Mars berasal dari proses lain, seperti gunung berapi. 

Sebelumnya, peneliti dari University of Arizona juga menemukan batuan Mars yang memiliki kemiripan kondisi dengan Bumi. Menurut para peneliti, dataran itu memiliki struktur yang sangat mirip dengan sebuah wilayah bernama El Tatio di Chili.

(Dam/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya