Liputan6.com, Sleman - Dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta meninggal dunia usai mengikuti The Great Camping (TGC) atau kegiatan rutin Pendidikan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Mapala UII. Muhammad Fadhli dan Syaits Asyam mengembuskan napas terakhir dalam diksar tahunan ke-37.
Acara yang digelar di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Jawa Tengah, pada 13-20 Januari 2017 itu membuat Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII, asal Batam, tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar, Jumat 20 Januari 2017. Sementara, Asyam tewas setelah sempat dirawat di RS Bathesda, Yogyakarta, Sabtu, 21 Januari 2017.
Ibunda Asyam, Sri Handayani mengaku tidak mengira akan menemui sang anak meninggal usai mengikuti Diksar Mapala UII. Ia menduga jika anaknya itu meninggal karena dianiaya oleh orang lain.
Baca Juga
Advertisement
Ia menemukan beberapa luka di bagian tubuh anak tunggalnya itu saat di RS Bethesda. Tangan anaknya waktu itu penuh dengan luka dan anaknya juga mengeluh sakit pada bagian punggungnya.
"Anak saya yang ganteng menjadi penuh luka. Saya sempat dipanggil dokter, dokter hanya mengatakan, ya seperti itulah (kondisi Asyam)," ucap Sri di kediamannya, Jetis, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (23/1/2017).
Sri mengungkapkan pula, anaknya masuk ke RS Bethesda dalam kondisi cukup kritis pada Sabtu pagi. Siang harinya, dokter meminta menanyai anak kelahiran 7 Juli 1997 itu karena kondisinya semakin menurun. Anaknya sempat mengatakan dirinya dipukul pakai rotan.
"Anak saya bilang, leher berat, sakit. Bawa air terlalu banyak. Punggung dipukul (dengan rotan) 10 kali. Diinjak-injak. Jangankan ngomong, anak saya bernapas saja susah waktu itu," tutur Sri.
Namun, Sri menghentikan pertanyaan karena kondisi anaknya terus menurun. Anaknya sempat meminta maaf kepadanya sebelum akhirnya ia mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 14.45 WIB. Sang anak kemudian dikebumikan di makam keluarga, tak jauh dari kediamannya.
"Saya yang menemaninya sampai ajal sakratulmaut," ujar ibunda mahasiswa UII Yogyakarta itu lirih.