Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan membuka kesempatan kerja yang tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Beberapa pihak menilai dengan adanya kesempatan kerja yang tinggi di AS akan mendorong para pekerja AS yang mencari kerja di luar negeri akan kembali.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menjelaskan, meskipun ada yang bakal kembali tetapi kemungkinan tidak akan eksodus atau besar-besaran. Hanya ada sektor-sektor tertentu yang akan menarik bagi para pekerja AS yang ada di luar negeri.
"Sebenarnya saya tidak percaya itu bisa dilakukan sebegitu cepat dan sektor mana," kata dia acara bertajuk SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017, di Jakarta, Senin (23/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sebagian besar tenaga kerja AS enggan menjadi pekerja kasar. Dia bilang, pekerja AS menginginkan pekerjaan dengan nilai tambah tinggi.
"Sebagian besar orang AS tidak mau lagi kerja sektor yang menurut mereka tenaga kerja kasar dan tidak high value, mereka tidak masuk lagi," ujar dia.
Bahkan, dia mengatakan, AS sendiri lebih memilih tenaga kerja kasar dari asing. Salah satunya pekerja dari Meksiko. "Mana mungkin, malah semuanya sudah pakai tenaga asing terutama Meksiko untuk kerja kasar," terang dia.
Namun, dia mengatakan kemungkinan tenaga kerja AS yang tersebar ialah tenaga kerja di bidang teknologi tinggi. "Cuma mungkin permobilan, bidang IT, lain-lainnya besi baja kemungkinan ada. Tapi yang kita bikin sekarang ini saya pikir nggak mungkin dibikin mereka, manufacturing yang menengah ke bawah saya pikir tidak ada," tukas dia. (Amd/Gdn)