Liputan6.com, Jakarta Pada 1977, Jason Winters mendapat vonis akan segera meninggal. Saat itu dokter mendiagnosis pria kelahiran Inggris ini terkena kanker di sekitar leher dengan stadium akhir. Tak ada obat atau terapi yang bisa menyelamatkan nyawa sehingga dokter mengatakan usia Jason tak lama lagi.
Kala itu, dokter telah berusaha semaksimal mungkin melakukan kemoterapi pada pria yang berprofesi sebagai stuntman ini, tapi gagal. Lalu, dokter berencana untuk mengangkat lidah, tenggorokan dan tonsil Jason. Jika tidak diangkat, usia Jason diprediksi tinggal tiga bulan lagi.
Advertisement
Saran dari dokter itu ditolaknya. Tapi bukan berarti Jason menyerah pada keadaan. Pria kelahiran 1930 ini pun berjuang mencari pengobatan alami untuk melawan kanker di lehernya seperti mengutip laman resmi sirjasonwinters, Senin (23/1/2017).
Setelah berkeliling ke hampir separuh negara di dunia, Jason mendengar khasiat tanaman herbal herbalene untuk melawan tumor. Dalam perjalanan selanjutnya Jason juga menemukan bahwa orang-orang Indian-Amerika menggunakan tanaman herbal chaparral dan sage untuk membersihkan tubuh.
Saat menjajal satu tanaman herbal, pengaruh terhadap kesehatannya amat kecil. Namun ketika Jason menggabungkan ketiga tanaman herbal tersebut, tumor di lehernya mengecil. Dan lama-kelamaan tumor itu mengecil. Sejak saat itulah nama Jason Winters terkenal ke seantero dunia.
Jason sering diundang ke berbagai acara untuk menceritakan pengalamannya. Lalu, di 1979 tiga jenis herbal yang kemudian disebut Jason Winters Tea dipasarkan ke puluhan negara.
Teh ini mengklaim selain bermanfaat dalam menekan pertumbuhan sel kanker juga sebagai minuman antioksidan pendetoks darah, meningkatkan kekebalan tubuh, dan membantu menyeimbangkan hormon.
