Liputan6.com, New York - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan di awal pekan, terpicu sikap proteksionis Presiden Donald Trump terhadap perdagangan menjadi investor alasan untuk menahan laju reli bursa pasca-pemilu.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 27,4 poin atau 0,14 persen ke posisi 19.799,85. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 6,11 poin atau 0,27 persen menjadi 2.265,2 dan Nasdaq Composite turun 2,39 poin atau 0,04 persen ke level 5.552,94 poin.
Usai resmi dilantik sebagai Presiden AS, Trump langsung menandatangani keluarnya negara ini dari kerjsama kemitraan kesepakatan perdagangan 12 negara Trans-Pacific.
Trump juga berjanji untuk menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas (NAFTA) Amerika Utara dengan para pemimpin dari Kanada dan Meksiko.
"Investor benar-benar mencoba untuk mengukur apa potensi dampak atau dampak dari pendekatan Trump di bidang perdagangan, ekonomi, pajak dan regulasi seperti yanng terlihat," kata Peter Kenny, Ahli Strategi Pasar Senior Global Markets Advisory Group, di New York.
Usai dilantik, Trump bertemu dengan selusin produsen terkemuka Amerika di Gedung Putih dan mengatakan ia akan memangkas peraturan dan memotong pajak perusahaan untuk meningkatkan perekonomian.
Advertisement
Trump juga berencana untuk bertemu dengan para pemimpin dari konstruksi dan serikat dan eksekutif otomotif.
Di sisi lain, Dolar menyentuh level terendah dalam tujuh minggu terhadap sekeranjang mata uang utama, sementara harga safe haven emas mencapai kenaikan tertinggi dalam dua bulan.
Saham energi yang turun 1,1 persen, berkinerja terburuk dari 11 besar sektor pada indeks S & P seiring penurunan harga minyak terpicu tanda-tanda pemulihan yang kuat dalam pengeboran AS.
Sekitar 6,15 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, sama dengan rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.