Liputan6.com, Jakarta - Raden Wijaya, dikenal juga dengan Nararya Sangramawijaya, adalah pendiri Kerajaan Majapahit.
Namun demikian, ia bukan hanya dikenal sebagai pendiri Kerajaan Majapahit. Dikutip dari Ancient Origins pada Rabu (25/1/2017), Raden Wijaya juga dikenal karena menang melawan pasukan ekspedisi Mongol kiriman dinasti Yuan dari China.
Setelah mengalahkan pasukan adidaya pimpinan Kublai Khan secara tak terduga, semakin kuatlah kedudukannya sebagai pemimpin.
Baca Juga
Advertisement
Kerajaan Majapahit didirikan pada 1293 atau 1294 M, ditandati dengan naiknya Raden Wijaya sebagai raja pertama. Sebagai penguasa, ia dikenal dengan nama jabatannya, Kertarajasa Jayawardhana.
Pusat kerajaan ada di pulau bagian timur pulau Jawa. Nama kerajaan kelautan itu pun istimewa.
Menurut kisah waktu itu, setelah kemenangan mereka menaklukan pasukan Yuan, pasukan Raden Wijaya sedang membersihkan kawasan dan menemukan buah pahit bernama maja. Dengan demikian maja yang terasa pahit itupun menjadi nama Majapahit.
Nama tersebut kerap disebut dengan Wilwatikta. Wilwa adalah nama lain dari buah maja, sedangkan tikta merupakan kata lain untuk pahit.
Sebelum Raden Wijaya meraih kekuasaan, kekuatan dominan di pulau Jawa adalah Kerajaan Singhasari. Pada 1268, Kertanegara menjadi penguasa baru di Singhasari.
Dalam masa kekuasaannya, pada 1289, ada permintaan upeti dari Kublai Khan. Karena permintaan itu ditolak dan utusannya dipermalukan, Dinasti Yuan mengirimkan ekspedisi penghukuman terhadap kerajaan Singhasari.
Mengalahkan Pasukan Kublai Khan
Pasukan Kublai Khan baru tiba di Jawa pada 1292, tapi saat itu sudah terjadi pergantian di kerajaan Singhasari. Sebelum pasukan ekspedisi Yuan tiba, ada pemberontakan di Singhasari di bawah pimpinan Jayakatwang dari Kediri, salah seorang pengikut Kertanegara.
Kertanegara berusaha meredam pemberontakan, tapi ia terbunuh dalam peperangan dan Jayakatwang mendirikan Kerajaan Kediri. Salah satu penyintas keluarga ningrat Singhasari adalah Raden Wijaya yang melarikan diri ke Madura dan berencana mendirikan kerajaan baru,
Perwakilan Raden Wijaya bertemu dengan pasukan ekspedisi dan menceritakan tentang pemberontakan yang berakibat kepada gugurnya Kertanegara.
Kemudian, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Yuan, karena mereka memandang Jayakatwang sebagai musuh bersama. Sebagai imbalan untuk bantuan militer menghadapi Jayalatwang, Raden Wijaya menjanjikan pembayaran upeti kepada Kaisar Yuan.
Pada 1293, dilakukanlah serangan atas ibukota Kediri yang menewaskan sekitar 5000 jiwa di pihak Kediri. Jayakatwang pun menyerah.
Raden Wijaya kemudian pamit kepada sekutu barunya, seakan hendak mempersiapkan upeti untuk dibawa kembali ke China. Ternyata, Raden Wijaya malah menggerakan pasukan dan melancarkan serangan dadakan melawan pasukan ekspedisi saat mereka sedang merayakan kemenangan.
Dalam keadaan terkejut, banyak pasukan eskpedisi yang tewas. Sisanya melarikan diri ke kapal-kapal mereka. Karena sudah lelah dan penat bahkan sebelum tiba di Jawa, pasukan ekspedisi itu tidak sanggup melakukan serangan balik dan berlayar kembali ke China.
Advertisement
Seorang Raja Baru
Raden Wijaya kemudian dinobatkan sebagai raja dan mendirikan Kerajaan Majapahit. Untuk memperkuat posisinya, ia menikahi empat putri Kertanegara, yaitu Shri Parameshwari Dyah Dewi Tribhuwaneshwari, Shri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Shri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Shri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.
Selama masa kekuaannya, terjadi beberapa pemberontakan. Namun demikian, Raden Wijaya berhasil meredam semua itu dan menyelamatkan Kerajaan Majapahit yang semakin melemah.
Raden Wijaya meninggal pada 1309 dan digantikan oleh Jayanegara, putranya dari Shri Parameshwari Dyah Dewi Tribhuwaneshwari.