Liputan6.com, Beijing - Tingkat kelahiran di China naik ke level tertinggi sejak tahun 2000 pada tahun lalu. Menurut pejabat, hal tersebut terjadi meski terdapat penurunan jumlah perempuan subur.
Kenaikan tersebut mengikuti dihapusnya kebijakan satu anak yang diberlakukan pada 2015.
Advertisement
Menurut data statistik National Health and Family Planning Commission (NHFPC), terdapat 17,86 juta kelahiran pada 2016, di mana angka tersebut naik 7,9 persen dibanding tahun 2015.
Lebih dari 45 persen bayi yang lahir pada 2016 memiliki satu atau lebih saudara kandung yang lebih tua.
"Meski jumlah perempuan subur turun lima juta, angka kelahiran meningkat secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan penyesuaian kebijakan keluarga berencana sangat tepat waktu dan efektif," ujar Yang Wenzhuang dari NHFPC seperti dikutip dari BBC, Selasa (24/1/2017).
Ia mengatakan pada 2020 diperkirakan terdapat 17 hingga 20 juta kelahiran setiap tahunnya.
Para pejabat memperkirakan, pada 2050 akan ada 30 juta tambahan warga dari usia kerja di China.
Pejabat China menyebut kebijakan satu anak yang dilakukan berhasil mengurangi kelebihan penduduk, kemiskinan, dan degradasi lingkungan.
Sementara itu, berdasarkan perhitungan dari National Bureau of Statistics (NBS) China, angka tingkat kelahiran di China pada 2016 sedikit lebih tinggi, yakni 18,46 juta.
Perbedaan tersebut diakibatkan karena pengunaan metode statistik yang berbeda. Angka NBS didasarkan pada survei sampling, sementara NHFPC didasarkan pada data sertifikat kelahiran rummah sakit.
Namun, para pejabat mengatakan kedua data tersebut mengonfirmasi adanya tren peningkatan kelahiran di China.