Liputan6.com, Bangkok - Sering kita dengar bahwa salah satu kendala pengembangan kendaraan raman lingkungan seperti mobil listrik atau hybrid adalah tidak adanya infrastruktur. Selain itu juga tidak ada dukungan dari pemerintah, mengingat harganya yang relatif lebih mahal ketimbang mobil-mobil berbahan bakar konvensional.
Namun di Thailand, Toyota mengaku bertekad untuk mendorong mobil listrik (electric vehicle/EV) dan mobil hybrid (hybrid electric vehicle/HEV) meski tidak ada sokongan apapun dari pemerintah Negeri Gajah Putih itu.
Baca Juga
Advertisement
"Pasar HEV masih membutuhkan waktu untuk merangsang kesadaran konsumen. Kami berharap dua tiga tahun ke depan Toyota akan melokalikasi produksi secara besar untuk pasar domestik dan ekspor," ujar Kyoichi Tanada, President of Toyota Motor Thailand Co, dikutip dari Bangkok Post, Selasa (24/1/2017).
Di Thailand sendiri Toyota sejauh ini punya dua mobil hybrid yang tergolong masuk ke kelas high-end: Camry dan Alphard.
Tahun lalu, Board of Investment (BoI) Thailand menolak permintaan sektor swasta untuk memiliki hak istimewa saat memproduksi HEV. Menurut pengaju, adalah hal yang tidak adil jika mereka telah berinvestasi tanpa insentif apapun dari pemerintah.
Jika ingin mendapatkan hak istimewa itu, senior executive advisor Suparat Sirisuwanangkura mengatakan, pabrikan mobil harus dapat menjual mobil ramah lingkungan itu sekira 100 ribu unit per tahun. Angka ini memang belum bisa dipenuhi.
Tahun lalu, mobil ramah lingkungan hanya berhasil terjual sebanyak 79.061 unit. Toyota sendiri adalah penguasa pasar dengan total penjualan lebih dari 55 ribu unit.