Liputan6.com, Jakarta Lebih dari dua dekade silam, kawasan Cikarang, Bekasi lebih banyak dikenal sebagai kawasan penghasil batu bata. Puluhan lubang galian tanah untuk bahan baku batu bata, serta gubuk-gubuk produksi dan tempat pembakaran menjadi pemandangan lazim jika kita melintas di area Cikarang, khususnya jika melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api dari arah Timur pulau Jawa.
Advertisement
Kini tak lagi galian bahan baku batu bata yang terlihat, namun sebuah kawasan industri plus hunian yang terus menggerakkan perekonomian kawasan dan sekitarnya. Perubahan kawasan menjadi kawasan penggerak perekonomian daerah tersebut, bolehlah dikatakan merupakan hasil kerja PT Jababeka Tbk.
Sejak berdiri tahun 1989, PT Jababeka Tbk terus membangun reputasinya sebagai pengembang kawasan kota terdepan dan terpercaya. Jababeka berhasil menjadi pengembang kawasan industri terbesar di Asia Tenggara seluas 5600 Ha, dan telah menjadi sebuah kota mandiri yang terintegrasi (full integrated township). Brand Jababeka kini sebagai jaminan bagi para pemodal untuk menanamkan investasinya.
Adalah Setyono Djuandi Darmono yang sangat berperan dan memiliki jasa besar melahirkan hingga membesarkan Jababeka menjadi seperti sekarang. Chairman dan Founder Jababeka tersebut kini tengah mengejar visi pengembangan 100 kota baru di seluruh Indonesia.
Menurut Darmono, untuk mewujudkan visi tersebut, kemitraan menjadi sangatlah penting, menjadi Key Factor bagi suksesnya pengembangan suatu kota. Karena pengembangan kawasan adalah suatu hal yang sangat sulit karena sifatnya jangka panjang, penuh risiko dan padat modal.
“Kami sudah berpengalaman dan memiliki kredibilitas yang baik, kami dibutuhkan oleh rakyat dan didukung pemerintah, kami akan membangun 100 kota mandiri diseluruh Indonesia. Bila di Cikarang tumbuh 1 juta lapangan kerja maka 100 kota mandiri di proyeksikan dapat menciptakan 100 juta lapangan kerja,” tambahnya.
Pembangunan 10 Ribu Rusunawi
Dalam rangka membantu pemerintah menciptakan kawasan industri di daerah, pihaknya juga tengah memprogramkan pembangunan 10 ribu Rusunawi yang tersebar di Cikarang, Kendal, Tanjung Lesung, Morotai dan daerah-daerah baru yang terus dikembangkan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat.
Sementara itu, ditemui ditempat terpisah, Presiden Direktur PT Jababeka Tbk Budianto Liman menyampaikan bahwa para pendiri perseroan memang memiliki visi yang berbeda dalam pengembangan properti. Tidak seperti lazimnya para pengembang yang memilih membangun proyek komersial untuk menarik para end user, atau menggelar proyeknya di kawasan atau daerah yang sudah memiliki prospek. Jababeka justru memilih membangun kawasan industri sebagai trigger untuk mendatangkan para tenant serta berikutnya konsumen rumah hunian.
“Kami menciptakan pasar dengan cara kami sendiri. Seperti di Cikarang saat 28 tahun silam, kami melihat potensi daerah itu untuk dijadikan kawasan industri. Kami mulai mengembangkan kawasan industri dengan harapan akan tercipta lapangan kerja, dan dari dengan lapangan kerja yang tercipta akan datang orang yang akan membutuhkan hunian, tanpa paksaan,” kata Budianto.
Maka, kini di atas lahan seluas 5.600 hektare (ha) telah berdiri Kota Jababeka, yang merupakan kawasan industri yang mandiri, didukung oleh kawasan hunian yang representatif baik bagi kalangan pekerja hingga eksekutif. Kawasan ini kini telah diisi sekitar 1.700 tenant perusahaan nasional dan multinasional dari 30 negara, dan mempekerjakan lebih dari 700.000 pekerja dan 4.300 ekspatriat.
Sejumlah manufaktur besar pun telah membuka operasinya di kota baru Jababeka di Cikarang ini, seperti Loreal, ICI Paints, Mattel, Samsung, Unilever, United Tractors, Akzo Nobel, dan Nissin Mas.
Tak melulu mengembangkan proyek yang terkait dengan industri secara langsung semisal pembangkit listrik dan pengelolaan air dan limbah, Jababeka juga mengembangkan sejumlah fasilitas penunjang seperti leisure, rumah sakit, hingga pusat pendidikan seperti President University.
Advertisement
Jababeka Punya New Beverly Hills
Menurut Budianto, proyek apapun yang dikembangkan perseroan di Kota Jababeka Cikarang dilakukan berdasarkan demand yang terbentuk di kawasan itu. Sebut saja pengembangan sejumlah unit properti berupa homestay, yang penggunaannya lebih mirip seperti kos atau asrama. Unit yang satu ini bernama New Beverly Hills yang diluncurkan pada Juli 2016 yang langsung terjual habis.
“Melalui unit Beverly Hills, perusahaan menciptakan produk rumah dengan 10 kamar atau paviliun yang mirip kos-kosan. Produk ini sangat sesuai dengan para karyawan yang membutuhkan tempat tinggal sementara di Cikarang karena mungkin sudah memiliki rumah di tempat asalnya. Ini merupakan pasar yang terbentuk dari Kota Jababeka,” ujar Budianto.
Untuk terus memenuhi kebutuhan para tenant dan pekerja di kota Jababeka, belum lama ini Jababeka Residence meluncurkan Monroe Tower, yang unit tahap 1 Monroe Tower telah selesai dan habis terjual bahkan over-subscribed. Monroe Tower ini dibangun di dalam kawasan Movieland, yang bersebelahan dengan Elvis Tower yang sudah lebih dahulu sukses diluncurkan. Monroe Tower juga berdekatan dengan lifestyle center, Hollywood Junction.
Selain itu, juga akan dibangun Shopping and Lifestyle Capital yang menambah daya tarik Kota Jababeka. Belum lama ini, Jababeka juga menandatangani kerjasama dengan PT PP Properti untuk membangun mixed-use block di Jababeka Cikarang seluas 4,6 hektar. Mixed-use block ini akan terdiri dari 6 buah tower dan sebuah mall dari Jepang.
Pembangunan Kawasan Tanjung Lesung
Tak hanya di Cikarang, PT Jababeka Tbk juga memiliki proyek yang tak kalah prestisius di ujung barat Pulau Jawa. Adalah resort Tanjung Lesung yang dikelola anak usaha, PT Banten West Java Tourism Development, yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata lewat Peraturan Presiden No.26/2012 tentang KEK Pariwisata Tanjung Lesung.
Setelah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 23 Februari 2015 lalu, KEK pertama di bidang pariwisata ini diharapkan akan menjadi katalisator bagi pengembangan perekonomian baik di tingkat nasional maupun daerah.
“Kawasan Tanjung Lesung cocoknya memang untuk kawasan pariwisata, sayang jika dijadikan kawasan industri berat di sana. Akan hilang keindahan terumbu karangnya dan fauna yang tinggal di kawasan itu,” ujar Budianto.
Terletak sekitar 170 km barat daya Jakarta, Tanjung Lesung direncanakan menjadi resort internasional kelas satu yang menggabungkan nuansa Bali dengan Venesia dan dilengkapi perairan dan kanal yang menghubungkan hotel, kondominium dan apartemen dengan pantai berpasir putih.
Belum lama ini delapan perusahaan asal Seoul, Korea Selatan telah menandatangani kesepakatan dengan PT Jababeka Tbk selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, Banten. Mereka berkomitmen berinvestasi senilai US$ 500 juta.
Advertisement
Pembangunan di Kendal dan Morotai
Berikutnya mengikuti sukses yang berhasil didulang di Cikarang, PT Jababeka Tbk pun berekspansi ke kota-kota lain yang dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kota baru, plus untuk ikut menggerakkan perekonomian daerah. Kali ini adalah kota Kendal di Jawa Tengah.
Di Kendal, perseroan bekerja sama dengan Sembcorp Development Ltd dari Singapura mengembangkan Kawasan Industri Kendal, seluas 2.700 ha, yang dirancang menjadi kawasan industri yang mencakup daerah industri serta perumahan dan komersial. Disampaikan Budianto, untuk tahap pertama kerja sama dengan Sembawang Corp akan mengelola lahan seluas 860 ha.
Menilik potensi Kawasan Industri Kendal sebagai penggerak pengembangan ekonomi daerah, Presiden pun berkenan untuk meresmikan pembukaan kawasan ini pada 14 November 2016 lalu, bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Last not but least, Jababeka juga punya jejak di Morotai. Di sana Jababeka melanjutkan visinya untuk menciptakan 100 kota baru, dengan membangun kawasan industri berbasis industri pariwisata kelautan, industri perikanan, agribisnis, serta logistik.
Dari pengembangan Morotai ini, diharapkan kawasan ini kelak bisa berperan sebagai hub bagi kawasan timur Indonesia. Sehingga barang-barang yang masuk ke kawasan Timur yang berasal dari Taiwan, Tiongkok maupun Filipina bisa ditempatkan di Morotai tanpa harus dibawa terlebih dahulu ke Pulau Jawa.
Powered By:
Jababeka