Bentuk Kekecewaan Melalui Karya Teatrikal Puisi Manusia Istana

Radhar Panca Dahana dan tim mengapresiasikan pendapat dan kekecewaan pada pemerintah lewat teatrikal puisi.

oleh Meita Fajriana diperbarui 24 Jan 2017, 18:41 WIB
Radhar Panca Dahana dan tim mengapresiasikan pendapat dan kekecewaan pada pemerintah lewat teatrikal puisi.

Liputan6.com, Jakarta Melihat keadaan demokrasi Indonesia, sebagai bangsa Indonesia yang merdeka tentu Anda dapat menyampaikan pendapat dan aspirasi di depan umum. Sastrawan Radhar Panca Dahana bersama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation menyampaikan aspirasi ini dalam bentuk kesenian yang menarik. Dalam bentuk teatrikal puisi, Radar ingin menyampaikan kegelisahan dan kegalauannya melihat pemerintahan Indonesia yang dituangkan dalam karya seni puisi.

Acara ini menjadi sebuah pertunjukkan teatrikal puisi berjudul Manusia Istana. Pertunjukkan ini akan menampilkan karya-karya dalam antologi buku puisi Manusia Istana karya Radhar Panca Dahana dan akan dipentaskan pada Sabtu (28/1/2017), di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

Tidak main-main, Radar menggandeng sederet selebritas Indonesia yang memiliki kegelisahan yang sama melihat pemerintahan. Seperti Olivia Zalianty yang dipercaya sebagai produser dari teatrikal puisi berjudul Manusia Istana ini.

Sementara pemain yang akan membacakan sederet puisi dramatis dari Radhar yaitu Cornelia Agtha, Macella Zalianty, dan Maudy Koesnaedi. Tak hanya dibacakan, beberapa puisi juga akan diekspresikan dalam bentuk lagu oleh dua kelompik musik terkemuka Indonesia yaitu Slank dan Toni Q Rastafara.

Radhar Panca Dahana dan tim mengapresiasikan pendapat dan kekecewaan pada pemerintah lewat teatrikal puisi.

"Pembacaan puisi dramatik ini adalah sebuah genre baru pertunjukkan yang dimulai di Indonesia oleh saya dan Teater Kosong lebih dari 30 tahun yang lalu. Pada kali ini Manusia Istana adalah kumpulan puisi yang saya tuliskan dari kegelisahan saya, aksi protes saya, dan kekecewaan saya pada pemerintahan," ungkap Radhar pada konferensi pers, Rabu (18/1/2017), di Galeri Indonesia Kaya.

Dalam pertunjukkan ini, aktris wanita yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam seni peran, akan membacakan masing-masing dua buah puisi dengan gaya dan karakternya masing-masing. Pembacaan puisi akan diperkuat dengan elemen-elemen dramaturgis khas pertunjukkan teater, mulai dari tata panggung, pencahayaan computerized, lantunan musik bernuansa orkestra-tadisional, hingga teknologi video mapping yang dapat memperkuat suasana dana atmosfer panggung.

Radhar Panca Dahana dan tim mengapresiasikan pendapat dan kekecewaan pada pemerintah lewat teatrikal puisi.

Olivia Zalianty mendapapat tantangan besar dalam pertunjukkan teatrikal puisi Manusia Istana ini. Selain ditunjuk sebagai produser, aktris yang akrab disapa Olive ini juga akan membawa puisi dari Radhar. Saat membawakannya Olive mengaku bahkan hingga menitikkan air mata, melampiaskan rasa geram dan kekecewaan pada pemerintah. Puisi dengan syair yang sangat dalam dibawakan dengan penjiwaan yang baik tentu dapat menyampaikan isi dari bait demi baik kepada para penonto.

"Puisi mas Radhar itu kan memang dalam. Penuh arti bisa dibilang juga berat. Kalau tidak fokus menghayatinya bisa lebih sulit. Arti dan pesannya pun jadi tidak sampai ke penonton. Untuk itu saya dan pemeran lainnya berlatih rutin dan berlatih keras untuk menampilkan yang terbaik pada saat pementasan," ungkap Olivia Zalianty.

Radhar Panca Dahana dan tim mengapresiasikan pendapat dan kekecewaan pada pemerintah lewat teatrikal puisi.

Sang kakak, Marcella Zalianty dan aktris lainnya Maudy Koesnaedi juga mengaku senang diajak bergabung dalan teatrikal puisi ini. Apa yang disampaikan Radhar dalam puisinya, sama dengan perasaan dan kegelisahan mereka selama ini. Begitu juga dengan Slank dan Toni Q yang menggubah puisi dari Radhar menjadi lagu yang menarik dan tentunya menghibur.

Diharapkan masyarakat dapat menyaksikan dan melihat pementasan ini. Sehingga pesan yang mereka bawakan lewat teatrikal puisi termasuk itu lewat lagu dapat tersampaikan dengan baik. Untuk menyaksikan pementasan teatrikal puisi ini terdapat beragam variasi harga tiket dari Rp 300 ribu, hingga Rp 750 ribu per orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya