Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Studi Internasional CSIS, Phillip J. Vermonte mengatakan, ada pertanyaan penting yang harus dicermati Indonesia terkait dengan keanggotaannya di ASEAN.
Pernyataan Philip itu dipicu atas munculnya pandangan bahwa ASEAN sebagai organisasi multilateral di kawasan Asia Tenggara tidak lagi relevan bagi Indonesia.
"Indonesia harus bertanya, apakah ASEAN masih relevan untuk menjaga keamanan dan menyeimbangi China," tutur Philip di Wisma Antara, Jakarta, pada Selasa 24 Januari kemarin.
Baca Juga
Advertisement
"Pertanyaan kedua, apakah Indonesia masih relevan bagi ASEAN dan Asia Tenggara," sambung dia.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir ASEAN tidak satu suara lagi dalam hal konektivitas. Sudah ada jurang lebar yang memicu negara-negara di Asia Tenggara menjadi berkelompok.
"Saya rasa sekarang ASEAN terbelah menjadi dua, yaitu main land Asia tenggara dan maritim Asia Tenggara," jelasnya.
Indonesia, dilihat dari letak geografisnya berada di negara maritim Asia Tenggara. Sayangnya, hanya ada dua negara di wilayah ini, yaitu Indonesia dan Filipina.
"Kerjasama di ASEAN itu terutama di main land, semua project dan konektivitas ada di main land. China juga ke main land, enggak banyak yang terjadi di negara maritim Asia Tenggara," ucap dia.
"Yang penting bagi Indonesia adalah mendorong agenda maritim yang tentunya juga harus melibatkan China, jika gagal saya pikir ASEAN akan semakin ke main land," imbuhnya.