Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia membuka pintu bagi Tiongkok dan Indonesia untuk masuk ke dalam Trans-Pasific Partnership (TPP). Hal ini menyusul hengkangnya Amerika Serikat (AS) dari perjanjian kerja sama dagang tersebut.
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, peluang Indonesia masuk ke dalam TPP telah dikaji oleh pemerintah. Namun menurut dia, dengan keluarnya AS, Indonesia tidak perlu masuk ke dalam lingkup kerja sama tersebut.
"Kita baru mempelajari. Ya kalau mbahnya (AS) tidak ikut, ngapain kita ikut," ujar dia di di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, pihaknya akan berbicara dengan Menteri Perdagangan Australia terkait hal ini. Menurut dia, ajak Australia agar Tiongkok dan Indonesia masuk ke TPP ini sebagai pengganti dari AS yang hengkang.
"Saya kita pada dasarnya perundingan TPP sudah berjalan selama 9 tahun, dan sudah banyak upaya susah payah yang dituangkan untuk menyusun TPP ini. Jadi sayang cuma karena Amerika keluar, masa seluruhnya jadi tidak jadi. Tapi mungkin dugaan awal saya, cari penggantinya untuk Amerika lah," kata dia.
Thomas juga menyatakan jika masuk ke dalam TPP, ada sejumlah hal positif yang bisa didapat oleh Indonesia. Salah satunya yaitu kemudahan ekspor ke negara-negara anggota TPP.
"Kita pasti akan lebih banyak ekspor. Pasti. Dijamin. Negara maju (anggota TPP) yang perkapitanya sudah US$ 40 ribu, akan bersiang dengan kita yang US$ 4 ribu. Jadi mereka bersaing di padat modal, kita bersaing di padat karya. Jadi negara kaya dan miskin ini komplementer," ujar dia.