Harga Emas Turun Dipicu Permintaan dari China

Setelah mengalami kenaikan dalam beberapa sesi, harga emas ditutup turun.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 25 Jan 2017, 06:45 WIB
Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas menutup perdagangan kurang mengggembirakan kemarin. Setelah mengalami kenaikan dalam beberapa sesi, harga emas ditutup turun.

Dolar naik tipis sedikit mempengaruhi pergerakan emas. Analis juga memperingatkan bahwa permintaan emas dari China akan sedikit melambat karena perayaan Tahun Baru China pada hari libur akhir pekan ini.

Melansir Marketwatch, Rabu (25/1/2017), harga emas dalam sesi perdagangan sempat menyentuh level tertinggi dalam 10 pekan. Namun kembali bergerak turun di akhir sesi perdagangan.

Harga emas untuk pengiriman Februari turun US$ 4,8 atau 0,4 pesen untuk menetap di level US$ 1.1210,80 per ounce setelah naik 0,9 persen pada Senin kemarin untuk menetap di level US$ 1.215,60, tettinggi sejak 17 November 2016.

Harga emas mengalami kenaikkan dalam 4 pekan terakhir. Emas mulai bereaksi positif pada pernyataan Presiden Donald Trump, di mana dia keluar dari Trans Pacific Partnership dan akan melakukan renegosiasi Aerican Free Trade Agreement.

Selain karena kenaikan dolar yang membuat emas lebih murah untuk pemegang mata uang lain, penurunan harga emas ini juga dipengaruhi permintaan yang turun dari China. 

"Dalam dua pekan terakhir, permintaan China telah mengarahkan harga emas naik, namun menjelang tahun Baru Lunar pada akhir pekan ini, kondisi akan berubah karena orang China akan berlibur," tutur Julian Phillips, Pendiri GoldForecaster.com.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya