Liputan6.com, Yerusalem - Para astronom memprediksi sebuah bintang baru akan menerangi langit malam pada 2022. Seorang Rabi Yahudi ultra-Ortodoks, Yosef Berger, mengatakan bahwa fenomena tersebut menjadi pertanda kedatangan Mesias dan menyebut Donald Trump sebagai pertanda kiamat.
Obyek angkasa luar bernama KIC 9832227 itu merupakan bintang ganda yang terletak di konstelasi Cygnus. Pada 15 Maret 2022, astronom memprediksi bahwa kedua bintang itu akan bertabrakan dan kejadiannya dapat disaksikan dengan mata telanjang.
Advertisement
Bertabrakannya bintang ganda KIC 9832227 merupakan fenomena angkasa luar terbaru yang dijadikan alat untuk memprediksi malapetaka.
Sebelumnya, serangkaian fenomena "blood moons" atau bulan darah yang terjadi pada 2015 disebut evangelis AS sebagai pertanda datangnya kehancuran. Lalu ada beberapa prediksi soal kemunculan planet Nibiru yang dikaitkan dengan berakhirnya kiamat.
Dikutip dari news.com.au, Rabu (25/1/2017), gagasan bahwa bintang terang akan memimpin dunia ke masa depan adalah salah satu pengetahuan yang ada dalam ajaran Kristen maupun Yahudi.
Dalam Injil Matius, dikisahkan bahwa terdapat tiga orang bijak melihat cahaya bintang yang dijadikan pemandu sebagai pemenuhan ramalan -- dan menuntun mereka kepada bayi Yesus.
Sementara itu Rabbi Berger telah menunggu kedatangan Mesias. Ia mengatakan bahwa munculnya bintang baru akan memenuhi ramalan.
"Rambam (Rabi abad ke-12 yang berkontribusi membentuk pengetahuan Yahudi modern) membawa ayat ini, yakni tentang munculnya sebuah bintang sebagai bukti bahwa Mesias akan datang pada satu hari," ujar Berger kepada media Israel.
Ia mendasarkan argumennya pada Taurat, Kitab Bilangan 24:17. Pada dasarnya ayat tersebut menyebut bahwa seorang pemimpin Yahudi baru akan muncul di Israel dan akan mendominasi dunia.
Apakah bertabrakannya KIC 9832227 akan memenuhi prediksi tersebut?
Kaitan Donald Trump dengan Messias
Tak hanya soal munculnya bintang baru yang diprediski sebagai pertanda datangnya Messias, Rabbi Berger juga meramalkan soal Donald Trump.
"Saya telah tahu selama berbulan-bulan bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilu," ujar Berger pada November 2016.
"Gematria (numerologi) dalam namanya adalah Moshiach (Mesias). Ia terhubung ke dalam proses Mesianik yang terjadi sekarang."
"Ketika ia berjanji memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem, ia mengaitkan dirinya kepada kekuatan Moshiach, yang memberinya dorongan yang ia butuhkan. Jika Anda terpisah dari Yerusalem, bencana akan mengikuti," ungkap Berger.
Amerika Serikat telah lama dikaitkan dengan ramalan akhir zaman. Berger pun melihatnya tak berbeda.
"Sebagai keturunan spiritual bangsa Alkitab Edom, Amerika memiliki peranan penting dalam Mesias. Namun agar cocok untuk peran itu, Amerika harus rendah hati,"
Peran Trump sebagai pewarta kabar Messias juga dianut oleh anggota parlemen Israel, Knesset.
"Saya berhadap dia akan naik ke Temple Mount (Kuil Bukit) dan, dari sumber cahaya dan energi di dunia, memimpin kita dalam dialog perdamaian dan rekonsiliasi," ujar Yehuda Glick yang merupakan tokoh terkemuka dalam gerakan Temple Mount.
Apakah ramalan itu benar-benar terbukti?
Advertisement