Liputan6.com, Yogyakarta - Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tengah berkabung karena tiga mahasiswanya meninggal dunia usai mengikuti Diksar Mapala Unisi UII bertajuk The Great Camping (TGC) yang dilaksanakan pada 13-20 Januari lalu. Sebagai simbol berkabung, UII mengibarkan bendera merah putih setengah tiang di lingkungan UII.
Direktur Direktorat Humas UII Karina Utami Dewi mengatakan, pengibaran bendera setengah tiang berlangsung selama seminggu penuh. Pihaknya juga memasang ucapan belasungkawa di sejumlah videotron milik UII, sebagai wujud belangsukawa.
"Betul kami mengibarkan bendera setengah tiang sebagai belasungkawa terhadap korban," kata Karina saat dihubungi Rabu, 25 Januari 2017.
Karina mengatakan saat ini, tim investigasi dari UII sedang berusaha menguak kasus kematian tiga mahasiswa bersama kepolisian. Pihaknya juga menemani kepolisian yang sedang meminta keterangan kepada peserta yang tidak dirawat di RS JIH.
"Kami sedang fokus untuk menyelesaikan kasus ini," kata dia.
Karina menjelaskan pihaknya akan membantu mahasiswanya yang membutuhkan bantuan hukum, termasuk panitia yang jika nanti ditetapkan sebagai tersangka. Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (LKBH) terbuka bagi siapa saja yang ingin mendapatkan pendampingan, tidak hanya mahasiswa tetapi juga msyarakat.
Baca Juga
Advertisement
"Siapa saja yang membutuhkan pendampingan akan kami proses," ujar dia.
Karina juga mengatakan ada beberapa jenis sanksi yang akan diterapkan UII kepada pelaku tindak kekerasan, tergantung jenis pelanggaran. Pihaknya akan mengkaji pelanggaran yang dilakukan sebelum menetapkan sanksi.
"(Untuk menetapkan sanksi), ada rapat senat dulu dan lain-lain. Seperti disebut WR (wakil rektor) III, bisa dikeluarkan atau dikembalikan ke orangtua bisa secara hormat atau tidak hormat, tapi setelah terbukti dan proses dulu," ujar Karina.
Sebelumnya, tiga mahasiswa yang menjadi peserta Diksar Mapala Unisi UII bernama M Fadhli (Teknik Elektro), Syaits Asyam (Teknik Industri) dan Ilham Nurpadmi Listia Adi, meninggal dunia dengan penuh luka. Tim internal UII menyebut ada indikasi aksi kekerasan dalam kegiatan lapangan Mapala UII yang sebenarnya bertujuan untuk melatih keterampilan para pecinta alam itu.
Siap Fasilitasi Keluarga
Kondisi 34 peserta TGC masih dipantau pihak UII usai mengikuti diksar Mapala UII di Tawangmangu, 13-20 Januari 2017 lalu. Sebanyak 10 orang dirawat di RS JIH, sedangkan sisanya jalani rawat jalan.
Mutia Dewi, anggota crisis center UII bidang komunikasi keluarga mengatakan, pihak kampus UII sedang menghubungi seluruh keluarga peserta TGC ke-37 ini. UII akan memfasilitasi kelurga peserta jika ingin bertemu langsung dengan anaknya dan menanggung seluruh transportasi keluarga yang hendak datang ke Yogya.
"Sejak kemarin, kita sudah komunikasikan dengan keluarga. Ada yang sebagian besar mau ke Jogja dengan keluarga. Kita siapkan semua. Ada juga yang gini, kondisi anak saya baik, saya serahkan sepenuhnya ke UII dalam pengawasan UII," ujar Mutia di RS JIH.
Mutia menjelaskan UII akan memberikan fasilitas kepada keluarga dari peserta TGC. Sementara, fasilitas bagi keluarga panitia Diksar Mapala UII ada bagiannya sendiri.
"Hampir sebagian besar perantau, maka kita berikan tiket akomodasi selama di sini. Jadi, tiket kita siapkan, lalu akomodasi selama di sini," ujar dia.
Menurut dia, UII siap menerima kunjungan keluarga yang ingin datang ke Yogya. Dari 34 peserta, UII sudah menghubungi seluruhnya, meski tidak semua menjawab telepon. Maka itu, ia berpesan agar keluarga menghubungi dirinya jika hendak menjenguk peserta Diksar Mapala UII.
"Bagi orangtua yang saya telepon tidak diangkat, bisa langsung hubungi ke saya ke nomor saya 0817200283," kata Mutia.
Advertisement