4 Hal Wanita Perlu Tahu Soal Kanker Prostat

Memang, kanker prostat bukanlah penyakit wanita, namun ada kemungkinan penyakit ini akan mempengaruhi pria-pria di hidup Anda.

oleh Nilam Suri diperbarui 26 Jan 2017, 18:00 WIB
Dampak Sering Onani di Usia Muda, Kanker Prostat di Usia Tua

Liputan6.com, Jakarta Memang, kanker prostat bukanlah penyakit wanita, namun ada kemungkinan penyakit ini akan mempengaruhi pria-pria di hidup Anda.

Kanker prostat adalah kanker yang paling sering menyerang pria Amerika, mempengaruhi satu dari tujuh pria sepanjang hidupa mereka--menurut data American Cancer Society.

Sementara 60 persen kasus menyerang pria yang usianya di atas 65 tahun, terkadang kanker prostat juga menyerang pria yang lebih muda. Melansir Prevention, Kamis (26/01/2017) berikut empat hal tentang kanker prostat wanita perlu tahu:

1. Kebanyakan pria tidak memiliki simtom

Betul bahwa kanker prostat stadium lanjut akan menyebabkan kesulitan buang air kecil (entah alirannya jadi kecil, atau frekuensi berkemih jadi lebih sering), munculnya darah di urin, masalah ereksi, atau--di tingkat yang paling akhir saat kanker sudah menyebar ke tulang--nyeri pada pinggul, punggung, dan dada.

Namun pada kebanyakan kasus, kanker prostat tidak memiliki tanda apa pun, ujar Randy Wexler, MD, seorang profesor asosiat bidang kesehatan keluarga di The Ohio State University Wexner Medical Center. 

 


Pria harus konsultasi soal skrining ke dokter

2. Semua pria harus berkonsultasi soal skrining ke dokter

Kuncinya adalah konsultasi. Sementara beberapa grup seperti American Urological Association pernah mengharuskan untuk melakukan screening rutin bagi pria berusia di atas 50 tahun, sekarang hal itu menjadi pilihan.

"Rekomendasi saat ini adalah pada usia 50 tahun, pria berkonsultasi dengan dokternya perlu atau tidak dia melakukan tes uji darah PSA, yang mengukur kadar kimia bernama antigen prostat-spesifik," terang Marc Bjurlin, DO, urolog dan onkolog urologi di New York University Cancer Center. Alasannya: Walaupun hal itu hanya tes darah sederhana, tes ini memiliki rating tinggi sering memberikan hasil positif yang salah, yang bisa berujung pada biopsi menyakitkan yang sebenarnya tidak perlu.

Hanya sekitar 25 persen pria dengan rata-rata PSA tinggi yang benar-benar memiliki kanker prostat., dan terkadang malah ketika mereka memilikinya pun, penyakitnya pun berkembang dengan sangat lambat.

Sayangnya, belum ada cara lain yang lebih baik untuk menditeksi kanker prostat. Itulah kenapa banyak ahli, termasuk Wexler, mengatakan akan tetap menjadi ide baik bagi pria di atas usia 50 tahun melakukan tes PSA.

Jika Anda memiliki faktor risiko, termasuk jika berras Afrika-Amerika, atau ada sejarah keluarga, Anda harus mulai melakukan tes ini di usia 40 tahun. 

 


Tidak semua penderita kanker prostat perlu perawatan

3. Tidak semua orang dengan kanker prostat butuh perawatan

Suatu studi dari Harvard pada tahun 2013 menemukan, sekitar 70 persen kanker prostat berisiko rendah. Artinya, tumornya sangatlah kecil dan berkembang sangat lambat sehingga tak akan pernah mengancam nyawa. Untuk kasus itu, studi menemukan, kebanyakan pria penderitanya akan lebih baik untuk memiliki "pengawasan aktif." Artinya para pria tadi menunda perawatan mereka entah sampai kapan, sambil dokternya terus mengawasi kasus kankernya.

"Menurut pendapat pribadiku, kapan saja memungkinkan, pilihlah melihat dan menunggu. Ini karena perawatan memiliki efek samping yang signifikan, seperti impoten dan bocornya urine," saran Wexler.

Pasien dengan kanker prostat tahap awal yang memilih pilih ini tidak memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibanding mereka yang memilih untuk langsung mengoperasinya, menurut studi yang diterbitkan musim gugur 2016 di New England Journal of Medicine.

Jika pria yang memiliki kanker prostat memilih pengawasan aktif, dia harus siap untuk menemui dokternya secara teratur untuk melakukan tes kadar PSA. Jika kadar PSA meningkat tinggi, dia akan membutuhkan biopsi, yang akan memberikan skor Gleason. Indikasi untuk menentukan seberapa bahaya sel Anda. Skor Gleason di atas 6 artinya sudah waktunya untuk melakukan perawatan, ujar Wexler. 

 


Risiko bisa diperkecil

4. Risikonya bisa diperkecil

Beberapa penelitian menyiratkan, diet rendah lemak, terutama diet rendah lemak hewan, bisa mengurangi risiko kanker prostat. Mengurangi produk susu juga bisa bermanfaat.

Studi Harvard yang lain menemukan, pria yang mengonsumsi banyak produk susu seperti susu, keju, dan yogurt setiap hari berisiko tinggi terkena kanker prostat. Mengurangi alkohol juga bisa bermanfaat. Satu studi dari Kanada menemukan, mengonsumsi dua gelas alkohol per hari sudah bisa meningkatkan risiko kanker prostat sampai 23 persen.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya