Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kinerja yang positif selama 2016. Tercatat, laba bersih BNI mencapai Rp 11,34 triliun di 2016, meningkat 25,1 persen dibandingkan 2015.
Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengungkapkan, perolehan ini cukup baik mengingat pertumbuhan ekonomi secara nasional hanya 5 persen.
"Akhir 2016 ini sangat menggembirakan, ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan di atas pertumbuhan industri perbankan itu sendiri yang kemungkinan hanya 10 persen," kata Suprajarto di kantornya, Kamis (26/1/2017).
Sementara Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, pencapaian laba tersebut tertopang lonjakan pendapatan perusahaan dari bunga bersih yang tumbuh 17,4 persen menjadi Rp 29,99 triliun dari tahun lalu Rp 25,5 triliun.
Pendorong kedua, dikatakan Anggoro, adalah pendapatan non-bunga yang naik dari sebelumnya Rp 6,98 triliun tahun 2015 menjadi Rp 8,59 triliun di 2016.
"Kalau non-bunga ini didukung kenaikan fee yang diperoleh dari transaksi trade finance, pengelolaan rekening dan debit card, serta fee yang diperoleh dari bisnis bancassurance," tambah Anggoro.
Dari sisi kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK), BNI berhasil menghimpun Rp 435,5 triliun sepanjang 2016. Jumlah ini naik 17,6 persen jika dibandingkan 2015.
Komposisi DPK juga membaik dimana porsi dana murah (CASA) mencapai 64,6 persen dari total DPK pada akhir 2016 dibandingkan posisi akhir tahun 2015 yang mencapai 61,1 persen dari total DPK. Dengan demikian biaya dana dijaga tetap stabil pada level 3,1 persen.
Anggoro mengaku penghimpunan dana murah tersebut tidak terlepas dari peningkatan jumlah rekening yang dibuka nasabah individu sebanyak 5 juta rekening atau tumbuh 29,4 persen, sehingga total rekening individu mencapai 22 juta rekening hingga akhir 2016.
Dari sisi kredit, sepanjang 2016 BNI berhasil menyalurkan Rp 393,28 triliun, meningkat 20,6 persen dibandingkan 2015. Alokasi kredit tersebut, Rp 286,1 triliun disalurkan ke segmen bisnis banking, sedangkan Rp 65,1 triliun ke segmen consumer banking.
Untuk segmen bsinsi banking, sebesar Rp 95 triliun disalurkan melalui segmen korporasi yang mampu tumbuh 21 persen, dan kredit kepada BUMN sebesar Rp 78,3 triliun atau tumbuh 33,3 persen. Sedangkan ke segmen menengah dan kecil masing-masing tumbuh 19,9 persen dan 20,5 persen.
Sedangkan untuk consumer banking, terutama disalurkan melalui pinjaman payroll yang tumbuh 128,1 persen dengan nilainya mencapai Rp 8,9 trilin. Kredit perumahan mencapai Rp 36,4 triliun dan kartu kredit mencapai Rp 10,5 triliun.
"Di tengah realisasi kredit tersebut, perseroan juga berhasil menjaga NPL net yang dari 2015 sebesar 0,9 persen menjadi 0,4 persen di 2016," tutup Anggoro. (Yas/nrm)
Advertisement