Liputan6.com, Batam - Empat jenazah warga negara Indonesia (WNI) korban perahu karam di perairan Tanjung Rhu, Johor Bahru, Malaysia, segera dipulangkan ke kampung halaman masing-masing pada Jumat, 27 Januari 2017. Tiga jenazah ke Madura dan sisanya ke Nusa Tenggara Timur.
Sejauh ini, menurut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI, pencarian sejumlah penumpang yang hilang masih dilakukan. Begitu pula juga dengan identifikasi penumpang yang ditemukan tewas.
"Kami tidak memandang apakah saudara-saudara kita itu calon TKI prosedural atau bukan, legal atau tidak. Namun sesuai dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini BNP2TKI akan mengantarkan jenazah dari bandara sampai ke kampung halaman. Jajaran LP3TKI Surabaya dan BP3TKI Kupang sudah mempersiapkan diri," ucap Deputi Perlindungan BNP2KI Teguh Hendro Cahyono dalam keterangan tertulis, Kamis (26/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Perkembangan tersebut merupakan hasil koordinasi dari Kementerian Luar Negeri RI, KJRI Johor Bahru, BP3TKI Kepulauan Riau, BNP2TKI, dan jajarannya di Surabaya serta Kupang. "Koordinasi sudah dilakukan beberapa waktu setelah musibah terjadi," Sekretaris Utama (Sestama) BNP2TKI Hermono, menambahkan.
Musibah itu terjadi pada Senin, 23 Januari 2017, sekitar pukul 09.17 waktu setempat. "Boat dengan panjang lebih kurang 18 kaki itu terdampar dan terbalik di pantai," ujar Konjen RI di Johor Baharu, Haris Nugroho.
Ia mengungkapkan, Satgas Perlindungan KJRI Johor Bahru pun segera menuju lokasi, begitu diketahui terjadi musibah.
Adapun Hermono menambahkan, mengingat musibah serupa kerap terjadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang akan bekerja ke luar negeri, tak melalui jalur tidak resmi yang sangat berbahaya.
Rincian Korban
"Jumlah korban selamat perahu karam hingga Kamis, 26 Januari 2017, delapan orang," ujar Konjen RI di Johor Bahru Haris Nugroho.
Dengan rincian, imbuh dia, satu laki-laki yang belum diketahui asalnya, empat WNI asal Batam dan satu asal Madura. Korban yang selamat dan berhasil melarikan diri diperkirakan 13 orang.
Korban meninggal adalah Maria Yuliana Reku (perempuan, lahir di Pauwawa 16 Februari 1987), Lambertus Luan, (laki-laki dari Kabupaten Belu). Kedua korban meninggal itu berasal dari NTT.
Sementara dua korban tewas lainnya berasal dari Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Yakni, Rosid (Dusun Penangkoan, RT 1 RW 3, Desa Telagah, Kecamatan Banyuatas) dan Sayyideh (Dusun Jeteh, Desa Bira Barat, Kecamatan Ketapang).
Adapun jenazah yang berada di Rumah Sakit Sultan Ismail, Pandan, Johor Bahru, berjumlah 16 orang. Terdiri dari tujuh perempuan dan sembilan laki-laki. "Para korban yang meninggal lainnya masih diidentifikasi. Penumpang selamat dalam perawatan," ujar Haris Nugroho.
Berdasarkan lokasi kejadian, menurut Kahumas BNP2TKI Servulus Bobo Riti, perahu tersebut diperkirakan berlayar dari titik labuh yang tidak resmi di sekitar perairan Kepulauan Riau dengan tujuan Malaysia.
Fokus pemerintah saat ini adalah memberikan pertolongan pertama antara lain mencari korban hilang, meninggal, dan selamat akibat perahu karam tersebut. "Bagaimana sesungguhnya peristiwa tersebut terjadi, segera akan diketahui dari para korban selamat setelah mereka pulih dari kondisi fisik dan trauma psikis yang dialami," ia memungkasi.