Liputan6.com, Amerika Serikat - Ratusan juta database pengguna seluler di Amerika Serikat (AS) dijual bebas di situs web Dark Web. Parahnya, database tersebut dicuri oleh vendor yang sama yang juga mencuri miliaran akun pengguna internet di Tiongkok.
Sebagaimana dikutip dari Hack Read, Jumat (27/1/2016), database yang dijual berisikan informasi pribadi milik 126 juta warga Amerika Serikat yang merupakan pelanggan United States Cellular Corporation (U.S Cellular),
Baca Juga
Advertisement
U.S Cellular sendiri merupakan operator dengan jaringan telekomunikasi terbesar kelima di AS yang memiliki 4,9 juta pengguna yang tersebar di 426 wilayah di 23 negara bagian AS.
Database itu sendiri berisikan informasi pribadi, seperti nama lengkap, alamat, nomor telepon dari 126.761.168 pelanggan. Adapun, harga yang dipatok untuk database itu adalah 0.5497 Bitcoin (setara US$ 500).
Dengan kata lain, siapa pun yang punya akses ke database ini dapat memindai dan mengecek nomor ponsel dari jutaan warga AS. Pihak Hack Read sendiri berusaha mengonfirmasi ke manajemen U.S Cellular bahwa upaya untuk menjebol akses. Namun, perusahaan belum merespon
Ini bukan yang pertama kali data pribadi masyarakat AS dijual di internet. Tahun lalu. oknum hacker DataDirect menjual akses penuh ke database registrasi pemilih (voter) AS ke pasar bebas.
(Cas/Isk)