Pertumbuhan Jumlah Mobil Bukan Penyebab Kemacetan

Pertumbuhan otomotif rata-rata bisa 90 persen dalam 10 tahun, tapi jalannya cuma bertambah 0,01 persen.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 28 Jan 2017, 14:00 WIB
Pengunjung memadati stand pameran mobil Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di ICE Serpong, Banten, Kamis (11/8). Tercatat, 22 kendaraan model baru akan diluncurkan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Jutaan mobil baru telah beredar di jalanan Indonesia. Bahkan, di tahun lalu, sedikitnya 1,06 juta unit mobil baru telah dijual para distributor dan agen pemegang merek.

Alhasil, tak sedikit yang menyalahkan para pelaku industri otomotif karena menjajakan produk yang dijual.

Namun hal itu rupanya ditanggapi dingin Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara. Menurutnya, kemacetan bukan karena jumlah mobil.

“Kenapa? Karena tidak seimbang dengan pertumbuhan jalan. Pertumbuhan otomotif rata-rata tumbuh bisa 90 persen dalam 10 tahun, tapi jalannya cuma nambah 0,01 persen,” ujar Kukuh saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Meski demikian, Kukuh menyatakan, saat ini rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur khususnya jalan raya cukup diapresiasi. Hanya saja, saat ini belum maksimal.

“Makanya sekarang dikebut pembangunan jalan dimana-mana. Tapi, begitu jalan jadi, kasusnya Brexit (exit tol Brebes) kan (macet). Karena belum merata,” ungkap Kukuh.

Jika jalanan telah ditambah, tentu saja, banyak hal yang bisa didistribusikan. Termasuk pembangunan tol melintasi laut. Tak hanya infrastruktur jalan raya yang dibenahi, tetapi juga sarana transportasi lain, seperti kereta dan pesawat.

Kukuh menjabarkan, potensi pasar otomotif nasional dengan jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa, belum sebanding dengan kepemilikan kendaraan per 1.000 orang (car density) yang tergolong masih rendah.

“Thailand itu rasio kepemilikan kendaraan 232 per 1.000 orang, Malaysia 405 per 1.000 orang, sedangkan Indonesia masih 83 per 1.000 orang,” katanya.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya