Liputan6.com, Perth - Ekor pesawat yang terjun ke Sungai Swan di Perth saat perayaan Australia Day pada 26 Januari 2017 dan menewaskan dua orang -- salah satunya WNI, ditarik keluar dari air. Upaya itu sebagai bagian dari proses penyelidikan atas penyebab kecelakaan tragis tersebut.
Bagian ekor diangkat dari air dan ditempatkan di tongkang pada Jumat 27 Januari 2017 sore, 24 jam setelah eksekutif pertambangan -- Peter Lynch dan pasangannya WNI bernama Endah Cakrawati -- tewas akibat kecelakaan pesawat di sungai.
Advertisement
Dilansir dari ABC Australia Plus, Sabtu (28/1/2017), Insiden tragis yang menimpa mereka disaksikan oleh ribuan penonton yang berkumpul di tepi sungai. Juga di kapal yang tertambat di dekatnya, karena tengah menonton pertunjukan udara dan kembang api Perth Skyworks.
Otoritas setempat mengatakan, operasi untuk mengangkat reruntuhan pesawat amfibi itu diperkirakan selesai Sabtu ini.
Kendati demikian, misteri seputar penyebab kecelakaan itu telah membuat pakar penerbangan bertanya-tanya.
Biro Keselamatan Transportasi dan Penerbangan Australia (ATSB) sejauh ini membentuk sebuah investigasi kasus kecelakaan tersebut. Mereka mengindikasikan bahwa penyelidikannya bisa memakan satu tahun, berpotensi menimbulkan ketidakpastian terhadap masa depan pertunjukan udara tersebut.
Sementara itu, Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (CASA) mengungkapkan, pihaknya biasanya tak menyetujui pertunjukan udara di atas acara publik atau perahu di atas air, dan memberikan persetujuan khusus kepada pertunjukan tersebut.
"Berdasarkan peraturan, kecuali selama lepas landas dan pendaratan, atau di lokasi yang secara khusus disetujui sebagai bagian dari program acara, ketinggian minimum untuk pesawat apapun beroperasi adalah 500 kaki di atas permukaan tanah," kata juru bicara CASA dalam sebuah pernyataan.
"Aturan-aturan ini menjamin keselamatan publik dan mereka yang terlibat dalam aksi terbang," imbuhnya.
Acara ini diselenggarakan oleh Kota Perth dan diatur oleh CASA, yang harus menyetujui semua pesawat dan pilot yang berpartisipasi.
Penumpang tak diizinkan untuk berada di dalam pesawat, meski setiap pilot diperbolehkan untuk membawa seorang pengamat.
Kecelakaan Pertama dalam Pertunjukan Terbang
CEO Aero Club Australia Barat, David Currey, mengatakan, insiden itu adalah kecelakaan pertama dalam sejarah pertunjukan terbang. Padahal, acara terbesar dalam kalender penerbangan Negeri Kanguru itu butuh waktu satu tahun untuk persiapan dan pengaturan hingga detik terakhir.
"CASA menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk melakukan uji kelayakan mereka," sebutnya.
Menurut ahli pesawat antik, Rob Poynton, model pesawat yang diterbangkan oleh Peter Lynch --yakni Grumman G-73 Mallard 1948 -- memiliki mesin yang kondisinya sangat baik.
"Hanya karena pesawat itu tua dan bekas, itu tak berarti apa-apa. Selama ia memiliki perawatan yang diperlukan, ia (pesawat) itu akan baik-baik saja," ujar Rob.
Walikota Perth, Lisa Scaffidi, mengatakan, format acara Australia Day di kota itu akan ditinjau untuk tahun-tahun mendatang. Tapi pertunjukan udara akan terus digelar dalam format lain atau sejenis.
Berharap Pemulangan Jenazah Dipermudah
Sejauh ini, pihak keluarga Endah Ari Cakrawati, yang pernah dikenal sebagai model dan presenter di Indonesia, berharap pemulangan jenazah putri mereka dipermudah.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan jenazah Endah akan dipulangkan setelah tahapan post mortem selesai.
"Kalau semua proses selesai, jenazah dipulangkan minggu depan, karena ada permintaan dari keluarga agar jenazah dikembalikan ke Indonesia," jelas Retno di Jakarta, Jumat 27 Januari 2017.
Terkait dengan keinginan keluarga korban berkunjung ke Perth, Retno memastikan, pemerintah akan memfasilitasi permintaan tersebut.
"Kita fasilitasi kunjungan keluarga dalam artian ada keinginan dari keluarga untuk berkunjung ke Perth untuk melihat jenazah, kita sudah fasilitasi, mudah-mudahan kalau tidak Senin atau Selasa keluarga bisa berangkat ke Perth," tambah Retno.
Endah diketahui bekerja dengan Peter sebagai manajer investor dan public relations di Cokal, perusahaan batu bara asal Australia yang beroperasi di Indonesia, Tanzania, dan Mozambik.
Sebelumnya, ia juga pernah menjadi model dan MC di Indonesia. Karirnya di dunia hiburan dimulai saat ia menyabet gelar runner-up I Putri Banten 2008.
Dari profil LinkedIn-nya disebutkan jika Endah adalah lulusan S-2 Magister Manajemen di Universitas Indonusa Esa Unggul.