Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Tiongkok berencana untuk menggelontorkan dana sebesar US $ 168.000.000 atau sekitar Rp 2 triliun untuk memanipulasi langitnya. Tujuannya adalah untuk membuat hujan di atas provinsi paling kering di negara tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Menurut South China Morning Post, daerah yang ditargetkan untuk diturunkan hujan buatan itu adalah gurun yang panas dan kering, meliputi sekitar 370.658 mil persegi. Luas tersebut sama dengan luas Perancis atau Italia tapi hanya 10 persen dari daratan Tiongkok.
Proyek tersebut diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga tahun. Sementara anggaran yang telah disetujui oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional tersebut meliputi biaya empat pesawat baru, upgrade delapan pesawat baru, dan 897 perangkat roket baru. Plus, hampir 2.000 perangkat roket akan terhubung ke sistem kontrol digital.
Tiongkok telah mengadopsi beberapa metode yang berbeda untuk memanipulasi cuaca. Salah satu metode tersebut yakni menggunakan roket atau pesawat lain untuk menabur es kering di awan agar tercipta hujan. Selain itu, baru-baru ini negara ini telah bereksperimen dengan menembak bahan kimia perak iodida ke dalam awan untuk menginduksi hujan.
Modifikasi cuaca sebenarnya bukan sesuatu yang baru untuk Tiongkok. Sejak tahun 2006, telah terjadi peningkatan curah hujan sebesar 55 miliar meter kubik. Pada tahun 2008, manipulasi cuaca dilakukan untuk membersihkan langit sebelum Olimpiade 2008.
Tiongkok sendiri bukan satu-satunya negara yang menggelontorkan banyak uang untuk memodifikasi cuaca mereka. Tahun lalu, Rusia menginvestasikan lebih dari satu triliun dollar AS untuk mencegah turunnya hujan pada hari kemerdekaan.
Praktik modifikasi cuaca benar-benar dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1940-an. Waktu itu, beberapa ilmuwan General Electric pertama kali bereksperimen dengan penyemaian awan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6