Liputan6.com, Jakarta Jumlah pengangguran di Indonesia era pasca reformasi didominasi oleh anak muda. Kementerian Tenaga Kerja mencatat dari sekitar 7 juta penggangguran yang ada, 4 juta diantaranya adalah penggangguran kaum muda usia antara 15 - 24 tahun. Meski secara umum jumlah pengangguran berkurang, namun dengan jumlah 4 juta anak muda yang tidak memiliki pekerjaan tentu menjadi hal yang sangat memprihatikan.
Melihat realita yang ada, Kementerian Perhubungan yang dipimpin Budi Karya Sumadi akan memprioritaskan program pengembangan sekolah vokasi atau kejuruan yang ada di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia yang masih tinggi.
Advertisement
"Program vokasi menjadi prioritas. Tujuannya antara lain mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, mengangkat derajat bangsa, mengangkat derajat warga miskin di pedesaan untuk jadi produktif dan menjadi duta bangsa," jelas Menhub Budi usai menyaksikan kerjasama pengembangan sekolah vokasi antara Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang dengan Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Melalui kerjasama PIP Semarang dengan Undip dan UGM, Menhub Budi mengharapkan dapat menarik lebih banyak anak-anak, khsusnya yang putus sekolah, untuk mendapatkan sekolah atau kursus singkat di bidang pelayaran. Setelah lulus, diharapkan lulusan sekolah vokasi tersebut menjadi produktif dan bekerja di bidang pelayaran.
Indonesia Kekurangan Pelaut
Menhub Budi mengungkapkan, saat ini Indonesia masih kekurangan SDM di bidang pelayaran. Ia mengungkapkan, tiap tahunnya sekolah-sekolah pelayaran yang ada di Indonesia seperti STIP dan PIP, hanya mampu menghasilkan sekitar 8.000 SDM di bidang pelayaran per tahunnya. Dengan kerjasama ini, ditargetkan dapat menghasilkan 100.000 hingga 400.000 SDM per tahunnya.
"Saya baru bangga kalau BPSDM sudah mampu menghasilkan 100.000 hingga 400.000 SDM per tahunnya," ungkapnya.
Menhub Budi pun membandingkan capaian Filipina dalam melahirkan SDM pelayaran.
"Kita punya komparasi bahwa jumlah SDM pelayaran kalah jauh dari negara Filipina. Mereka sekarang punya 4 juta SDM. Sementara Kita, yang lebih besar luas lautnya dan lebih banyak penduduknya, hanya ada 400 ribu SDM," ujar Budi Karya.
Pendidikan Vokasi
Melalui pendidikan vokasi, Kemenhub ingin memberikan kesempatan kepada putra/putri yang hanya lulus SMP atau SMA untuk kursus dan meningkatkan kompetensinya.
"Kursusnya hanya 2 minggu atau sebulan, setelah itu mendapatkan sertifikat dan bisa langsung bekerja," ujarnya lagi.
Baca Juga
Menhub Budi mengungkapkan, nantinya seluruh sekolah-sekolah di bawah BPSDMP baik di darat, perkeretaapian, laut maupun udara, akan bekerjasama dengan Universitas di daerahnya untuk mengembangkan sekolah vokasi.
"Kerjasama di PIP ini sebagai kick offnya. Nanti seterusnya akan kita lakukan di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Menhub menjelaskan, nanti para lulusan sekolah vokasi ini dapat bekerja pada tingkatan jabatan yang paling sederhana, seperti, anak buah kapal, koki, dan sebagainya. Untuk penempatan para lulusan, Menhub mengatakan sudah berbicara dengan pelaku usaha di bidang pelayaran dan asosiasi-asosiasi pelayaran seperti, INSA, untuk mendukung program prioritas yang diamanatkan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Powered By:
BPSDM Kementerian Perhubungan
Advertisement