Liputan6.com, New York Fortune Cookie atau kue keberuntungan tak bisa dilewatkan saat imlek. Meski seluruh warga keturunan Tionghoa merayakan keberkahan tahun dengan jeruk, mi, ikan, kue keranjang dan sebagainya, kue keberuntungan ini memiliki keunikan tersendiri bagi setiap orang yang mengambilnya.
Bagaimana tidak, di dalamnya terdapat pesan yang dipercaya atau tidak, bisa menjadi pertanda baik atau buruk bagi nasib seseorang.
Advertisement
Donald Lau, seorang mantan bankir yang beralih profesi menjadi pembuat kue keberuntungan mengatakan, asal-usul kue keberuntungan ini memang tidak begitu jelas. Namun ia percaya, sejak zaman Dinasti Ming, orang-orang di daratan China saling memberikan kue yang mengandung pesan rahasia.
Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Yasuko Nakamachi, spesialis cerita rakyat Jepang, menyatakan, kue keberuntungan dibuat di sekitar kuil Shinto dan populer di luar Kyoto, Jepang. Dan pada tahun 1800-an, kue ini masuk ke Amerika melalui misionaris Protestan, menurut Yong Chen, seorang profesor sejarah di University of California.
Uniknya, Times melaporkan, kue keberuntungan yang tersebar di AS, menjadi simbol kehadiran masyarakat keturunan Tionghoa di Amerika hingga hari ini, menurut Pew study.
Bagaimanapun, kata Lau, kue keberuntungan ini cukup banyak dicari. Dan pada akhirnya, Lau percaya pesan kebahagiaan akan membuat pelanggan senang.
"Ketika mereka makan kue keberuntungan, saya ingin pelanggan mendapat keberuntungan dengan membacanya. Setidaknya saat mereka membacanya, mereka akan tertawa, dan meninggalkan restoran dengan bahagia, sehingga mereka kembali lagi minggu depan."