Liputan6.com, Jakarta - Tangkapan layar atau screen capture obrolan WhatsApp tak selalu bisa dipercaya kebenarannya. Bisa jadi tangkapan layar itu merupakan hoax belaka.
Obrolan di WhatsApp bisa dipalsukan dengan sangat mudah menggunakan aplikasi bernama WhatsFake. Aplikasi ini memungkinkan siapa pun bisa membuat obrolan yang isinya disesuaikan dengan keinginannya.
Buat kamu yang belum tahu, aplikasi WhatsFake ini bisa diunduh secara gratis baik di Google Play Store maupun App Store.
Baca Juga
Advertisement
Cara menggunakan aplikasi ini juga mudah. Kamu tinggal membuka aplikasi, menuliskan nama kontak yang diinginkan secara manual, mengunggah foto kontak tersebut, dan mengatur sejumlah hal lainnya. Misalnya, status online, last seen, dan lain-lain.
Untuk diketahui, mulanya aplikasi seperti WhatsFake ini hadir hanya untuk untuk lucu-lucuan, bahkan bisa dikatakan sebagai hiburan bagi mereka yang tidak memiliki teman mengobrol atau untuk memperlihatkan seolah-olah sedang sibuk dengan pasangannya.
Meski begitu, maraknya tangkapan layar yang dibuat dari aplikasi WhatsFake bisa jadi sangat berbahaya, jika disalahgunakan, tak terkecuali untuk kepentingan politik. Oleh karena itu, keberadaan WhatsFake ini harusnya membuat semua orang jadi makin waspada akan informasi yang belum diketahui kebenarannya. Dengan kata lain, jika menerima tangkapan layar berisi obrolan WhatsApp tak jelas, jangan langsung percaya. Lebih baik kamu melakukan klarifikasi langsung ke orang yang namanya disebut di obrolan itu.
Beberapa waktu lalu Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menjadi korban aplikasi semacam WhatsFake. Dalam sebuah gambar tangkapan layar pesan WhatsApp, tertulis pembicaraan yang seolah-olah mengindikasikan Burhanuddin telah memalsukan hasil survei lembaganya yang bertujuan untuk menguntungkan seorang cagub DKI Jakarta. Melalui Twitter, ia pun membantah melakukan hal tersebut.
(Tin/Why)