Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berkicau di Twitternya. Kali ini, ia memuji keputusan Presiden Donald Trump untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko
Pada Rabu lalu, Trump teken perintah eksekutif yang memerintahkan untuk segera memulai merancang dan membangun tembok sepanjang 3.200 kilometer di perbatasan AS-Meksiko.
Advertisement
Tembok itu merupakan salah satu janji kampanyenya, selain melarang muslim untuk masuk AS.
Dikutip dari Yahoonews pada Minggu (29/1/2017), dalam wawancara dengan Fox News, Trump membenarkan keputusannya, mengutip Israel yang, katanya, telah berhasil "menghentikan 99,9 persen" dari imigrasi ilegal dengan membangun dinding pembatas.
Trump merujuk tembok sepanjang 240-kilometer yang dibangun Israel pada tahun 2014 di sepanjang perbatasan dengan Mesir, rute yang sebelumnya dimasuki imigran ilegal Afrika dan pedagang.
"(Keputusan) Presiden Trump tepat. Saya membangun sebuah tembok di sepanjang perbatasan selatan Israel. Ini menghentikan semua imigrasi ilegal. Sukses besar. Ide bagus," kicau Netanyahu dalam bahasa Inggris, menambahkan bendera Israel dan Amerika.
Beberapa jam kemudian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Emmanuel Nahason mengatakan dalam tweet, juga dalam bahasa Inggris, bahwa Netanyahu "hanya memberi contoh pengalaman keamanan tertentu kami dan kami bersedia untuk berbagi. Kami tidak mengungkapkan posisi pada hubungan AS-Meksiko."
Netanyahu, yang mengepalai salah satu pemerintah sayap kanan yang paling keras dalam sejarah negara Yahudi, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada presiden baru AS.
Ia melihat AS kini telah menjadi sekutunya yang terkuat dengan meminta dukungan Trump untuk melanjutkan pencaplokan wilayah Yerusalem timur dan Tepi Barat.
Israel mengumumkan perluasan permukiman di hari setelah pelantikan Trump pada 20 Januari.
Minggu lalu, komite perencanaan kota menyutuji izin bangunan untuk 566 rumah pemukim di Jerusalem timur. Dua hari kemudian, kementerian pertahanan mengumumkan rencana untuk 2.500 rumah pemukim di Tepi Barat.
Dan pada hari Kamis, para pejabat Israel memberikan persetujuan akhir untuk 153 rumah di timur Yerusalem.
Pengumuman itu dianggap mementahkan perdamaian antara Israel dan Palestina. Juga membuat prihatin bagi mereka yang tengah mencari solusi konflik kedua negara itu.