KLS Latih Mahasiswa Jadi Agen Kebermanfaatan bagi Desa

Trah yang dalam tradisi jawa merupakan nama rentetan keturunan yang di dalamnya dituliskan urutan silsilah keturunan sebuah keluarga.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Jan 2017, 08:33 WIB

Liputan6.com, Jakarta Ketersedian sumber daya di desa sering tidak didukung dengan minimnya sumber daya manusia yang baik. Ketimpangan prioritas pembangunan pendidikan di kota dan desa pun sangat begitu terasa. Sehingga persebaran kualitas sumber daya manusia yang ada tidak merata hingga ke desa.

Selain itu minimnya sarana pendidikan menghambat kinerja guru dan kreativitas guru dalam membangun keharmonisan di kelas. Terhambatnya penerapan beberapa tema pembelajaran karena ketidaktersediaan sarana belajar.

Dalam rangka mengatasi ketimpangan tersebut sekaligus sebagai wahana pembelajaran kaum muda terutama mahasiswa, Komunitas Lentera Surosowan (KLS) dan Ikatan Keluarga Mahasiswa Banten UNJ mengadakan program tahunan Bebenah Pendidikan Banten.

Kegiatan sosial edukasi tersebut bertujuan meningkatkan motivasi belajar siswa dan pengembangan inovasi media pembelajaran kreatif bagi guru agar mampu membangun kegiatan belajar mengajar yang interaktif dan harmonis.

Selain itu untuk mendorong anak SMA sederajat dari desa untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan mendorong desa ikut andil dalam mengakselerasi pendidikan. Kegiatan dilaksanakan di Desa Bulakan Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada tanggal 26-29 Januari 2017.

Rangkaian kegiatan dilaksanakan selama 4 hari 3 malam yang meliputi sekolah binaan yang terdiri kelas sains, kelas seni dan kelas bahasa dengen pendekatan indoor class dan outdoor class di SD Negeri Cikondang. Siswa di ajak belajar dan bermain sekaligus bereksperimen dengan bidang sains, seni dan bahasa bersama para relawan yang sebelumnya telah dilakukan training.

Ketika sebagian tim relawan berbagi kreasi di Sekolah Dasar, beberapa relawan mengunjungi sekolah menengah atas sederajat untuk berbagi informasi seputar beasiswa menempuh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Kampanye “Jangan Takut Kuliah” menjangkau sekolah yang ada di desa yang masih minim informasi.

Melalui Scholarship Goes to School (SGTS) pelajar SMA diberikan motivasi dan mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Rangkaian di akhiri dengan focus group discussion (FGD) secara fokus kepada para mentor yang disebar selama acara dan memberikan informasi kepada guru yang bersangkutan seperti kepala sekolah dan BK untuk mendorong siswa dan memberikan tata cara pendaftaran beasiswa. Harapannya unsur guru dan siswa ada keselarasan informasi.

Esok harinya, beberapa kelompok guru dari desa setempat dan sekitarnya dilatih oleh Trainer yang konsen dibidang media pembelajaran untuk pengembangan media pembelajaran. Pelatihan media pembelajaran bagi guru mengajak para guru desa agar mampu berkreasi dan berinovasi membangu kehaharmonisan dengan siswa dikelas.

Kemudian, masyarakat diberikan penyuluhan tentang kebencanaan dan membangun kewaspadaan diri menghadapi bencana yang suatu waktu menimpa desa tersebut. Trainer kebencanaan didatangkan langsung dari Komunitas Simpul Aksara yang konsen dibidang edukasi kebencanaan.

Agenda terakhir dari seluruh rangkaian Bebenah Pendidikan yaitu relawan ramah tamah ke masyarakat dan memberikan bantuan sosial yang sebelumnya telah dihimpun oleh sejumlah relawan dan survey kepada warga yang sangat membutuhkan support. Paket sembako dan sejumlah uang tunai diserahkan langsung oleh relawan Bebenah Pendidikan dengan suasana haru sebelum menutup seluruh acara dan meninggalkan desa.

Kegiatan Bebenah Pendidikan salah satu langkah nyata dan arena pembelajaran untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan. Kegiatan tersebut melibatkan 55 relawan yang berasal dari Mahasiwa UNJ, IPB, UI, Unindra Jakarta, UII Yogyakarta, Poltekkes Banten, UIN Jakarta, IAIN Banten, Untirta, UPN Veteran, Unpam Tangerang, dan lain-lain.

Salah satu harapan dari serangkaian acara ini adalah terbentuknya SDM desa dengan tingkat pendidikan yang lebih baik dan ikut serta mendorong percepatan pendidikan desa. Harapan lain dari relawan yaitu tumbuhnya generasi unggul sebagai agen-agen kebermanfaatan dan perubahan bagi daerahnya masing-masing.

Penulis:

Mardy Joeang

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya