Liputan6.com, Jakarta Kebijakan kontroversial Donald Trump soal pelarangan masuk bagi pendatang dari tujuh negara, ternyata berimbas pada perhelatan Piala Oscar 2017. Pasalnya, salah satu nomine di perhelatan akbar ini, yakni sutradara Asghar Farhadi, berasal dari Iran—salah satu negara yang masuk dalam daftar larangan.
Asghar Farhadi masuk sebagai salah satu tamu kehormatan di Piala Oscar 2017, karena filmnya yang bertajuk The Salesman, masuk dalam nominasi di kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Baca Juga
Advertisement
Kekhawatiran akan absennya Asghar Farhadi mulai mengemuka sejak Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif tersebut. Farhadi sendiri awalnya mengaku sempat ingin tetap hadir di ajang penghargaan akbar ini. Ia berharap bisa mengungkapkan protesnya secara langsung di tanah Amerika Serikat atas kebijakan Trump. Namun ia mengurungkan niatnya.
"Rasanya, kemungkinan atas kehadiranku akan diisi dengan banyak kata 'jika' dan 'tetapi' dan hal ini sangat tidak bisa kuterima, walau aku mendapat dispensasi untuk perjalananku," katanya.
"Mempermalukan suatu negara untuk menjaga keamanan negara lain bukanlah satu fenomena baru dalam sejarah, dan selalu menjadi landasan untuk menciptakan jurang pemisah dan kebencian," kata Farhadi menambahkan.
Di pengujung pernyataannya, Farhadi kemudian mengungkap protes keras atas kebijakan Donald Trump.
"Dengan ini aku mengutuk keras ketidakadilan yang dipaksakan terhadap rekan senegaraku dan penduduk dari enam negara lainnya di Amerika Serikat, dan aku berharap situasi ini tak akan menciptakan jurang pemisah yang makin dalam antar berbagai negara," tuturnya.
Asghar Farhadi, bukan satu nama baru di ajang Piala Oscar. Pada tahun 2012, filmnya yang bertajuk A Separation meraih Piala Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik.
Film ini juga dinominasikan dalam kategori Naskah Asli Terbaik, suatu pencapaian besar bagi film yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai dialognya.