Liputan6.com, New York - Sebagian besar indeks saham utama Amerika Serikat (AS) membukukan penurunan terbesar sejak 2017, dipicu kekhawatiran investor jika kebijakan imigrasi yang diperintahkan Donald Trump tidak ramah pasar.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 122,65 poin atau 0,61 persen, ke posisi 19.971,13. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 13,79 poin atau 0,60 persen ke posisi 2.280,9 dan Nasdaq Composite turun 47,07 poin atau 0,83 persen ke 5.613,71.
Baca Juga
Advertisement
Ini adalah penurunan persentase harian terbesar untuk Dow sejak Oktober. Sedangkan untuk indeks S & P dan Nasdaq merupakan penurunan terbesar sejak akhir Desember.
Sebuah perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump, yang melarang imigran dari tujuh negara mayoritas Muslim masuk ke AS, termasuk warga pemegang visa dan green card, sebagai upaya sementara untuk menghentikan masuknya pengungsi menuai kontra.
Selama akhir pekan, ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota utama AS dan di bandara dalam rangka memprotes kebijakan ini.
"Investor fokus pada kebijakan yang pro-pertumbuhan dan bukan yang merugikan kegiatan ekonomi, seperti proteksionisme," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar First Standard Financial di New York.
Dia mengatakan investor hanya akan melihat kebijakan Trump yang ramah pasar. Sementara omongan Trump selama kampanye tentang akan melarang imigran masuk adalah pengingat jika tindakan dia bisa merusak perekonomian.
Adapun saham yang turun antara lain milik maskapai American Airlines yang melemah 4,4 persen dan United Continental yang susut 3,6 persen
"Kini yang jadi perhatian adalah bahwa (Trump) melarang perjalanan yang dimulai mencakup lebih banyak negara atau bahwa ada pembatasan yang lebih ketat tentang berkunjung ke AS, atau akan adanya pembalasan dari negara lain," kata analis Stifel Joseph DeNardi.
Sekitar 6,66 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, yang sama dengan rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.