5 Pesepak Bola yang Kehilangan Nyawa secara Tragis

Sejumlah pesepak bola meninggal karena cedera di lapangan.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Jan 2017, 10:00 WIB
Petugas medis harus bertindak lebih sigap di sisi lapangan mengantisipasi masalah kesehatan yang menyerang pesepakbola. (Sina)

Liputan6.com, Jakarta - Sepak bola bisa dibilang olahraga yang berisiko. Betapa tidak, ada banyak pemain yang kehilangan nyawa ketika tengah berlaga di lapangan hijau.

FIFA pernah menganalisis soal ini. Mereka menjelaskan, penyebab umum meninggalnya pesepak bola adalah karena serangan jantung.

Sebuah penelitian medis menemukan bahwa kasus serangan jantung mendadak pada atlet profesional lebih tinggi daripada orang biasa. Hal ini disebabkan jantung terus terpacu.

"Jika ada pertandingan sepak bola, Anda memerlukan defibrillator (alat pacu jantung). Jika tidak memilikinya, Anda lebih baik memesan peti mati," seloroh salah satu dokter spesialis jantung, Efraim Kramer, dikutip situs resmi FIFA.

Namun, tidak semua pemain meninggal karena serangan jantung. Ada pula penyebab lain yang membuat mereka kehilangan nyawa. Berikut beberapa contohnya.


Joe Powell (Arsenal)

Joe Powell. (Twitter)

Joe Powell kehilangan nyawa dengan cara yang cukup tragis. Pemain Woolwich Arsenal ini meninggal usai bermain melawan Kettering Town, November 1896.

Dia meninggal karena mengalami cedera patah tangan. Cedera ini ternyata menyebabkan tetanus dan darahnya beracun.

Tangan Powell terpaksa diamputasi. Sayang tindakan itu tidak cukup. Beberapa hari setelah operasi dia meninggal dunia.


Di Jones (Bolton Wanderers)

Jones terkenal sebagai bek tangguh Bolton. Dia pernah juga bermain untuk Manchester City. Cara meninggal Jones juga lumayan mengerikan.

Di Jones. (rssing)

Jones jatuh saat menjalani pramusim. Lututnya berdarah setelah terjatuh. Luka ini muncul karena gesekan dengan rumput.

Meski terlihat sepele, cedera ini tidak langsung diobati. Jones akhirnya keracunan. Sekitar 10 hari kemudian, dia meninggal setelah kejang-kejang dan muntah. Dia dinyatakan mengalami tetanus dan keracunan darah.


Tommy Blackstock (Manchester United)

Tommy Blackstock. (Sportskeeda)

Blackstock pernah bermain selama empat tahun di MU. Sayang kariernya tidak berjalan lama. Nasib nahas diterimanya saat melawan Helens Recreation FC, 8 April 1907.

Di laga tersebut, Blackstock beraksi dan menyundul bola. Namun, Blackstock tiba-tiba tumbang dan tak sadarkan diri. Sebelum dibawa ke rumah sakit, dia sudah dinyatakan meninggal.

Di zaman itu, petinggi MU menelantarkan keluarga Blackstock. Sikap tersebut mendorong pemain menciptakan serikat kerja.


John Thomson (Celtic)

Tanggal 5 September 1931 menjadi hari kelabu bagi Celtic. Kabar duka tiba setelah kiper mereka Thomson meregang nyawa di lapangan saat melawan Glasgow Rangers.

John Thomson. (Sportskeeda)

Cerita bermula kala Thomson berbenturan dengan pemain Glasgow, Sam English. Dalam duelnya dia terpental lumayan keras, tulang tengkoraknya bahkan sampai retak. Thomson dilarikan ke rumah sakit. Tapi nyawanya tak tertolong dan meninggal di usia 22 tahun.

"Thomson memiliki kemampuan melompat tinggi ketimbang pemain lain. Dia juga lincah dan elegan seperti penari balet," kata direktur Celtic ketika itu, Desmond White.


Andres Escobar (Timnas Kolombia)

Escobar adalah salah satu pemain terbaik Kolombia yang meninggal secara tragis dan mengejutkan. Dia ditembak mati algojo suruhan kartel narkoba di Kolombia setelah membuat gol bunuh diri melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 1994.

Seorang saksi mata di sekitar TKP melihat sekelompok orang yang terdiri atas tiga orang pria bertengkar. Sambil berteriak "Thanks for the own-goal, hijueputa!" (berarti terima kasih atas gol bunuh diri-mu, anak pelacur), tembakan kemudian meletus.

Andres Escobar. (El Periodico)

Sang pembunuh kemudian melarikan diri dengan mobil Toyota. Sontak Escobar langsung tumbang dan tubuhnya bersimbah darah karena diberondong peluru dari jarak dekat. (I. Eka Setiawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya