Liputan6.com, Jakarta - Suriah yang tengah dirundung konflik oleh sebagian orang justru dipandang terbalik. Suriah di mata sebagian kalangan tersebut adalah tempat berjihad bersama ISIS. Mereka yang tergiur bergabung pun bukan sembarang orang, tetapi kalangan terpelajar.
"Ada yang dari sekolah tinggi ilmu ekonomi di Makassar, ada yang S1 dari Brawijaya, ada S2 magisternya dari Australia. Mereka sebetulnya dari kalangan well educated," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, usai bertemu dengan Densus 88 Antiteror di Kementerian Sosial, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2017).
Advertisement
Pertemuan dengan detasemen berlogo burung hantu itu membahas hal terkait nasib puluhan warga negara Indonesia yang dideportasi pemerintah Turki. Mereka diketahui bergabung dengan kelompok bersenjata ISIS.
Hari ini, Kemensos menerima 52 orang yang selesai diperiksa Densus saat mereka memasuki Bandara Soekarno-Hatta setelah dideportasi Turki. Mereka nantinya akan ditempatkan di rumah penampungan Kemensos di Cipayung, Jakarta Timur.
"52 orang itu 25 orang dewasa dan 27 anak-anak," kata Khofifah.
Di penampungan, para WNI dari Suriah itu akan mendapatkan terapi trauma healing dan bersiap berintegrasi dengan masyarakat di mana mereka kembali ke daerah masing-masing.
Mensos juga berharap para bupati dan wali kota masing-masing daerah yang warganya kembali dari Suriah, mau menjemput warganya dari rumah penampungan.
"Yang sudah pernah melakukan ialah Bupati Batang, Pak Yoyok, dulu pernah menjemput warganya. Mereka akan diterima seperti sebelum mereka meninggalkan negeri ini. Jadi, mari kita menyambut mereka dengan tetap memberikan penghormatan kepada mereka sebagai warga bangsa yang mestinya," ujar Khofifah. (Liputan6.com/Fitra Hasnu)