Liputan6.com, Sumenep - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pakandangan Tengah, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sungguh sepi. Pasalnya, di SD tersebut sampai sekarang hanya punya lima siswa.
Akibatnya terdapat beberapa kelas kosong karena tidak ada muridnya. Guru yang bertugas sehari-sahari hanya mengajar satu hingga dua orang siswa.
SD itu merupakan satu-satunya yang ada di desa setempat. Namun, masyarakat lebih memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan swasta.
Bahkan, ada juga sebagian yang sudah menempuh jenjang pendidikan di SDN itu berhenti dan pindah ke lembaga lain tanpa memberitahukan kepada pihak sekolah.
"Menyusutnya murid sekolah ini terjadi pada tahun ini. Ada beberapa siswa yang keluar tanpa pamit ke sekolah, ada juga yang memang pindah," kata Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pakandangan Tengah, Kecamatan Bluto, Abdul Halim, Selasa (31/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Halim mengatakan, para guru yang mengajar di sekolah itu memang benar-benar diuji kesabarannya. Dengan keberadaan murid sedikit, guru harus merawatnya dengan baik supaya tetap betah menempuh pendidikan sampai tuntas. Terkadang guru harus menjemput siswa ke rumahnya agar masuk sekolah dan bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
"Di sini kebanyakan orangtua kurang memperhatikan sama anaknya, terutama di pendidikan Sekolah Dasar Negeri, karena mereka lebih condong ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar Islam (SDI). Di sini kan kiai lebih terhormat dari guru SD, apalagi semuanya yang mengajar pendatang dari luar daerah," kata Halim.
Menurut dia, pihaknya terus berupaya agar masyarakat di desa tersebut bisa menyekolahkan putra putrinya ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada. Ia berharap ke depan keberadaan murid sekolah itu bertambah banyak dan ruangan kelas yang tersedia tidak kosong seperti sekarang.
"Jadi ruang kelas I, II dan VI sekarang kosong tidak ada siswanya, awalnya ada tiga orang, tetapi tiba-tiba sudah pindah," kata Halim.
Sementara, siswa yang tetap bertahan hingga sekarang di antaranya, kelas III sebanyak dua siswa, kelas IV sebanyak dua siswa dan kelas V sebanyak satu siswa.
Sedangkan, guru yang mengajar di sekolah dasar tersebut terdiri sebanyak enam orang, di antaranya empat orang guru pegawai negeri sipil (PNS) dan dua orang guru suka relawan (Sukwan).
Minimnya murid yang ada di sekolah itu membuat siswa yang ada merasa kurang nyaman. Ketika temannya tidak masuk sekolah, mereka hanya menjalani kegiatan belajar berdua dengan gurunya. Mereka merasa sepi tanpa ada teman yang bisa diajak ngobrol bersama.
"Tetapi mau gimana lagi, jadi harus dijalani dengan senang agar tetap bisa mendapatkan ilmu," jelas salah seorang siswa kelas V SDN 1 Pakandangan Tengah, Sahit.