Liputan6.com, Ngawi - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggeledah rumah terduga teroris Sugiyono di Dusun Gondang, Desa Rejomulyo, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Penggeledahan itu merupakan pengembangan usai penangkapan Sugiyono di wilayah Jawa Tengah pada Senin, 30 Januari 2017 malam.
Advertisement
Penggeledahan tersebut dilakukan oleh 15 anggota Densus 88. Proses penggeledahan mendapat pengamanan ketat oleh 25 anggota Polres Ngawi. Kabag Ops Polres Ngawi Komisaris Wahono memimpin langsung penggeledahan ini bersama sejumlah anggota dari Polda Jawa Tengah.
Namun, tidak ada satu pun anggota kepolisian yang bersedia memberikan keterangan resmi terkait kegiatan penggeledahan tersebut.
Anggota Babinsa Rejomulyo Koramil 0805/05 Karangjati Sera Agus Joko, membenarkan telah didatangi perangkat desa yang menyebut ada Tim Densus 88. Dia dan perangkat desa tersebut kemudian diminta menjadi saksi atas penggeledahan rumah Sugiyono.
Dia mengatakan, banyak barang bukti yang diamankan petugas dalam penggeledahan di rumah Sugiyono.
"Penggeledahan dilakukan siang tadi dan mengamankan banyak barang bukti, seperti buku-buku jihad dan Islam, serta alat-alat bengkel. Barang bukti yang diamankan langsung dibawa petugas bersangkutan," ujar Serma Agus.
Antara melansir, barang bukti yang diamankan Densus 88 dari rumah terduga teroris antara lain, sebuah penutup kepala warna hitam, permohonan bantuan Rohingya berikut kuitansi donasi sebesar Rp 500 ribu.
Kemudian, dua buah alat solder warna biru dan oranye, satu lem bakar warna hitam, satu pisau lempar, sebuah tang, sebuah tablet merek Skypro, sebuah tablet merek Evercross, beberapa kartu perdana telepon genggam, dan selembar kertas berisi alamat email berikut kata kuncinya.
Lalu, tiga butir gotri ukuran 6 milimeter dalam botol plastik kecil, satu botol infus dengan potongan kasa steril putih, paralon ukuran 3/4 dim, catatan tetang jihad, beberapa buku Islam, dan lainnya.
Sugiyono diduga terlibat jaringan teroris yang telah ditangkap Densus 88 bersama istrinya Siti Maesaroh di wilayah Jawa Tengah.
Keberadaan jaringan ini terbongkar saat terjadi ledakan di bengkel vulkanisir di rumah kontrakan Sugiyono di Gemolong, Sragen, Jawa Tengah pada 11 Desember 2016.
Ledakan itu diduga terjadi saat Sugiyono bersama temannya sedang merakit bom. Karena terjadi kesalahan, bom itu meledak dan melukainya hingga yang bersangkutan mengalami luka dan cacat mata.
Selain mengamankan Sugiyono, polisi mengamankan dua teman terduga teroris. Mereka adalah Sugiyanto dan Jumali yang berusaha menutupi peristiwa ledakan tersebut.