Liputan6.com, Brebes - Warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, resah sekaligus heboh dengan penemuan selembar uang baru emisi 2016 palsu pecahan Rp 50 ribu. Uang baru palsu itu diperoleh penjaga toko ponsel yang berada tak jauh dari alun-alun Brebes.
Rini (20), penjaga toko itu mengungkapkan seorang konsumen membeli pulsa dengan uang palsu pada pekan lalu.
"Saat kejadian, counter sedang ramai orang. Makanya, saya nggak terlalu memperhatikan jika ternyata uang baru NKRI emisi 2016 pecahan Rp 50 ribu yang saya terima untuk membayar beli pulsa itu palsu," ucap Rini, Selasa malam, 31 Januari 2017.
Ia menerangkan, sepintas pecahan uang Rp 50 ribu palsu itu mirip dengan uang NKRI emisi 2016 yang baru. Namun setelah diperhatikan lebih teliti, pita uang, gambar timbul air dan logo BI tercetak tidak sempurna.
"Setelah dipegang dan dirasakan serta diterawang ternyata palsu. Karena, cetakan kertas bahan kertas uang palsu ini mudah luntur saat terkena air. Dan juga nomor seri kertas tercetak tidak seperti yang ada pada uang asli," dia menambahkan.
Sejumlah warga dan pengunjung toko ponsel itu sempat heboh dan bertanya-tanya keheranan mengapa uang rupiah emisi 2016 yang baru saja diluncurkan akhir 2016 lalu itu sudah beredar yang palsu.
"Masyarakat harus lebih waspada dan teliti saat menerima uang NKRI baru emisi 2016 itu. Kalau belum pernah pegang uangnya, perhatikan lebih teliti ciri-ciri uang asli dengan cara diterawang, diraba dan dilihat logo BI-nya," ujar Rini.
Baca Juga
Advertisement
Hal senada diungkapkan penjual lainya Lukman (24). Meskipun sudah pernah melihat secara langsung uang NKRI baru emisi 2016, ia mengaku masih belum terbiasa dengan uang tersebut.
"Uang NKRI baru emisi 2016 itu kan masih jarang sekali keberadaannya. Selama jualan di sini, hanya segelintir saja yang membeli di sini pakai uang itu. Kebanyakan masih pakai uang yang keluaran lama," kata dia.
Menurut Nugroho (26), warga Pesanggrahan Brebes, masyarakat belum terbiasa dengan keberadaan uang NKRI baru emisi 2016 yang sudah mulai beredar dan digunakan sebagai alat tukar rupiah yang sah.
"Pengalaman pribadi saya pernah menggunakan uang baru untuk beli makanan di pasar dan pedagang kecil. Tapi, kebanyakan mereka enggan menerima uang NKRI baru emisi 2016 itu dengan alasan lebih memilih transaksi uangnya pakai lembar rupiah yang lama saja," ucap Nugroho.
Ia meminta kepada pihak terkait, dalam hal in, Bank Indonesia (BI), kepolisian dan lembaga keuangan lainya, agar gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat perihal uang rupiah baru emisi 2016 yang sudah mulai berlaku dan edar.
"Tolonglah sosialisasi langsung turun ke bawah, ke desa-desa, pasar-pasar di sini (Brebes) dan pedagang-pedagang kecil yang keliling. Kasian mereka butuh informasi akses bagaimana itu ciri-ciri keaslian uang NKRI baru emisi 2016 dan diperkenalkan secara langsung melihat uang baru ke masyarakat," dia memungkasi.