Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masuk dalam indeks saham LQ45. Dengan demikian, saham tersebut masuk sebagai saham yang bisa ditransaksikan secara margin.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menerangkan, masuknya saham BUMI sebagai indeks LQ45 lantaran saham tersebut aktif ditransaksikan oleh investor.
"Otomatis masuk, itu fakta menunjukan beberapa hari top volume, top value, top frekuensi salah satunya saham BUMI. Itu menunjukan keaktifan investor melakukan transaksi saham tersebut," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Selasa (1/2/2017).
Dia mengatakan, dengan masuknya saham BUMI sebagai indeks LQ45 dan saham margin maka anggota bursa (AB) akan lebih mudah menjual. Terlebih bila terjadi jual paksa (force sell).
Baca Juga
Advertisement
"Artinya kalau AB memberikan financing dia akan memilih saham aktif ditransaksikan. Kalau terjadi force sell dengan gampang jual seandainya margin call, nasabah nggak bisa top up harus jual sahamnya," ungkap dia.
BEI sendiri, lanjut dia, merelaksasi saham margin dari 45 saham menjadi 180 saham. Namun, bukan berarti AB harus memilih semua saham tersebut. AB diharapkan memilih secara jeli saham mana saja yang akan ditransaksikan secara margin.
"Bukan berarti harus memberikan 180 saham yang dikeluarkan list Bursa. List Bursa semata-mata parameter disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJk) tapi AB bisa pilih lebih ketat lagi. Karena AB punya masing-masing persepsinya," ujar dia.
Berdasarkan data RTI, saham PT Bumi Resources Tbk termasuk salah satu saham yang cetak keuntungan besar pada awal 2017. Tercatat saham BUMI naik 79,14 persen ke level Rp 498 per saham. Volume perdagangan saham tercatat 21,96 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 8,8 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 223.683 kali.
Pada tahun lalu, saham BUMI malah sudah naik sekitar 456 persen ke level Rp 278 per saham. Total volume perdagangan saham 84,90 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 16,4 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 779.133 kali.