Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merilis kinerja kuartal IV 2016. Perseroan mencatatkan produksi batu bara sesuai target.
Dari laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/2/2017), total produksi batu bara perseroan mencapai 52,64 metrik ton (Mt) atau naik dua persen secara year on year (YoY). Produksi itu mencapai panduan produksi 2016 yang ditetapkan pada rentang 52-54 Mt.
Produksi batu bara perseroan didorong dari anak usahanya antara lain PT Adaro Indonesia (AI), PT Semesta Centramas (SCM), dan PT Laskar Semesta Alam (LSA), serta PT Lahai Coal.
Baca Juga
Advertisement
PT Adaro Energy Tbk juga memindahkan lapisan penutup sebanyak 234,13 Mbcm pada 2016 atau turun 12 persen secara yoy. Nisbah kupas gabungan rata-rata mencapai 4,46 kali untuk kuartal IV 2016, dan 4,45 kali pada 2017.
Meski masih di bawah nisbah kupas yang direncanakan pada 4,71 kali di tahun lalu, secara rata-rata angka ini masih dalam rentang nisbah kupas umur tambang tidak pengaruhi cadangan batu bara jangka panjang.
Nisbah kupas yang lebih rendah terutama disebabkan oleh musim hujan yang panjang di wilayah operasi perusahaan di Kalimantan Selatan.
Di usaha ketenagalistrikan, pekerjaan konstruksi PLTU PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang berkapasitas 2x1.000 MW di Jawa Tengah sesuai jadwal. Demikian juga PLTU PT Tanjung Power Indonesia yang berkapasitas 2x100 MW di Kalimantan Selatan.
Untuk target 2017, PT Adaro Energy Tbk akan memproduksi batu bara 52 Mt-54 Mt. Ebitda operasi sekitar AS$ 900 juta-AS$ 1,1 miliar. Perseroan juga menganggarkan belanja modal US$ 200 juta-US$ 250 juta.