Liputan6.com, Jakarta Honda Prospect Motor punya rapor bagus. Bayangkan saja, mereka bisa menaikkan market share, terhitung 2016, dari 16 persen menjadi 19 persen. Sebuah prestasi membanggakan di tengah ketatnya persaingan bisnis otomotif di Indonesia.
Menurut data internal HPM, mereka berhasil menjual 199.364 unit mobil (wholesales), atau naik 25,18 persen dibanding tahun sebelumnya, yaitu 159.253 unit.
Baca Juga
Advertisement
Yang menjadi tulang punggung tentu saja Mobilio. Tapi di antara sederet mobil Honda, semuanya bermesin bensin. Tidakkah HPM tergoda untuk memainkan mesin solar di Indonesia? Kompertitor Mobilio saja kabarnya akan mengeluarkan varian Diesel dalam waktu dekat.
"Sudah lama dipikirkan untuk pakai mesin Diesel. Tapi hitungannya belum menguntungkan," ujar Jonfis Fandy, Marketing and Aftersales HPM kepada sejumlah media di Jimbaran, Bali, Rabu (1/2).
Beberapa alasan dikemukakannya yang menyebabkan HPM berkesimpulan untuk tidak memainkan mesin Diesel. "Harganya mahal (daripada mesin bensin)," jelas Jonfis. Mahal ini juga tidak saja soal harga jual mobil.
Menurut pria bertubuh jangkung ini, arti mahal juga meluas. "Biaya perawatan juga," jelasnya. Biaya perawatan di sini belum termasuk running cost sebuah mobil bermesin Diesel. "Kalau pakai BBM yang benar apalagi. Belum soal STNK (pajak tahunan)," ungkapnya.
Jadi sekalipun Honda punya koleksi mesin Diesel, belum tentu akan dipakai di Indonesia. Keluarga mesin Diesel Honda juga tidak banyak. Ada seri N yang kapasitasnya di atas 2 liter. Mesin ini hanya digunakan di pasar Jepang dan Eropa.