Liputan6.com, Cianjur - Ratusan pegawai pabrik sepatu PT Pou Yuen Indonesia di Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, Jawa Barat, terpaksa dipulangkan karena mengalami kerasukan massal.
Dilansir dari Antara, MR (21), karyawan PYI, menuturkan kesurupan massal itu berawal dari gedung produksi sepatu Converse. Seorang karyawati tiba-tiba menjerit, disusul karyawan lainnya yang mengalami kondisi serupa.
"Kalau tidak salah sampai 200 orang mengalami kerasukan massal di bagian produksi sepatu Converse. Sebagian besar menjerit dan menangis, bahkan ada yang sampai tidak sadarkan diri dan menggeram," kata MR, Rabu, 1 Februari 2017.
Selang beberapa saat, kerasukan merembet ke gedung lain di gedung produksi sepatu Nike. "Ada sekitar 50 karyawan di gedung Nike yang kerasukan, setengah jam setelah kesurupan di gedung Converse," kata dia.
Dia menjelaskan, karyawan lain yang berada di gedung yang terjadi kerasukan massal berhamburan keluar gedung. Sebagian di antaranya berusaha menenangkan karyawan yang kerasukan.
"Pekerjaan langsung ditinggal, sibuk megang teman yang kerasukan. Tapi ada juga yang keluar gedung karena takut ketularan," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Setelah kejadian tersebut, kata dia, sebagian karyawan yang berada di gedung produksi sepatu Nike dan Converse dipulangkan karena pihak perusahaan takut kerasukan merembet ke gedung lain yang jaraknya saling berdekatan.
Staf HRD PT PYI, yang minta namanya dirahasiakan, membenarkan hal tersebut. Ia menyebut ratusan karyawan terpaksa dipulangkan karena mengalami kerasukan massal.
Menurut Hal tersebut terjadi menjelang jam istirahat. "Karyawan yang mengalami kerasukan massal langsung dipulangkan, tidak semua karyawan yang dipulangkan. Saat ini situasi sudah terkendali, kami mendatangkan sejumlah ustaz dan ulama untuk mengobati karyawan yang kerasukan," kata dia.
Selama kerasukan massal berlangsung, belasan jurnalis yang meliput kejadian itu dihalangi satpam PT PYI, sehingga tidak dapat masuk ke dalam area perusahaan.
"Kami minta maaf teman-teman wartawan tidak bisa masuk karena perintah direksi, saat ini tengah ditangani," kata dia.